KOMPAS.com - Cabai adalah bumbu dapur primer. Terlebih untuk masyarakat Indonesia yang sebagian besar lidahnya mencintai citarasa pedas yang mampu "menghajar" mulut.
Seperti bahan dapur lainnya, cabai memiliki kisaran harga yang sangat fluktuatif. Terkadang bisa turun serendah-rendahnya, terkadang bisa naik dan semahal harga daging sapi.
Maka tak ada salahnya untuk mengantisipasi kelangkaan cabai yang bisa datang sewaktu-waktu, dengan menanam sendiri cabai di hunian rumah.
Menanam cabai tak sulit. Bahkan kita bisa meletakannya di dalam pot sebagai solusi keterbatasan lahan.
Membudidayakan cabai di dalam pot sangat cocok untuk Anda, masyarakat urban yang tinggal di lahan terbatas seperti apartemen.
Baca juga: 8 Manfaat Cabai untuk Kesehatan: Cegah Penyakit Jantung hingga Kanker
Gunakan pula pot yang memiliki lubang-lubang pembuangan air di bawahnya. Karena tanaman cabai tak bisa tumbuh di tanah yang terendam air terlalu banyak.
Agar tanah tak mengikat terlalu banyak air, Anda bisa menambahkan pasir ke campuran media tanam yang ada. Pasir membuat pembuangan air terjadi lebih cepat dan efektif.
Tanah yang akan digunakan juga harus sehat dan penuh nutrisi, terutama mengandung potasium.
Jadi sebaiknya, sebulan sebelum masa tanam benih, suburkan media tanam dengan mencampurnya dengan kompos atau pupuk terbaik.
Cabai membutuhkan siraman sinar matahari konstan agar bisa tumbuh maksimal. Jadi letakkan pot di area hunian yang paling banyak tersiram matahari.
Baca juga: Jangan Takut Kepedasan, Ini Bahan Dapur yang Bisa Meredakan Pedas Cabai
1. Waktu paling tepat menyemai bibit cabai adalah di malam hari, ketika suhu dingin ada di waktu yang stabil.
2. Anda bisa menggunakan bibit cabai siap tanam, atau menyiapkan sendiri benih dengan cara yang mudah. Yaitu mengeringkan biji cabai di panas matahari, hingga biji cabai benar-benar kering dan siap digunakan.
3. Tiga jam sebelum digunakan, rendam biji cabai terlebih dahulu di air yang bersih.