Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Dihentikan Sementara, Ini Efek Sampingnya

Kompas.com - 17/05/2021, 11:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Efek samping setelah divaksin

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof DR Dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed mengatakan, apabila seseorang mengalami efek samping yang parah setelah vaksinasi, sebaiknya langsung dirujuk ke dokter.

"Segera beribat ke dokter," ujar Hindra atau dikenal sebagai Hinky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/5/2021).

Meski muncul demam tinggi, namun pihaknya menyebut bukan berarti itu gejala awal infeksi Covid-19.

Hinky mengatakan, jika ada gejala yang menyerupai Covid-19, nantinya pasien itu harus diperiksa atau diuji dengan tes Covid-19.

"Bila ada gejala ke arah Covid-19, tentu saja harus diperiksa, namun saat ini demam berdarah sedang mewabah jadi perlu juga diperiksa," ujar Hinky.

Ia menyampaikan, proses vaksinasi memang bisa muncul efek samping. Tetapi, efek samping itu hanya berlangsung selama 1-2 hari.

"Biasanya efek samping dari vaksinasi ini muncul 1-2 hari dan menghilang tanpa/dengan pengobatan," lanjut dia.

Baca juga: Komnas KIPI: Belum Cukup Bukti Ada Penggumpalan Darah pada Kasus Pria Meninggal Sehari Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca

Efek samping vaksin AstraZeneca

Dilansir dari Medical News Today, (12/4/2021), efek samping yang paling umum terjadi dari skala ringan sampai sedang dari vaksinasi AstraZeneca yakni:

  • Sakit kepala (52,6 persen)
  • Kelelahan (53,1 persen)
  • Nyeri otot atau sendi (44 persen atau 26,4 persen)
  • Demam (33,6 persen)
  • Menggigil (31,9 persen)
  • Mual (21,9 persen)

Adapun persentase tersebut didasarkan pada laporan dari empat uji klinis dengan total 23.745 suara.

Seseorang juga sering melaporkan rasa sakit dan iritasi di tempat suntikan vaksin. Selain itu, reaksi alergi terhadap bahan tertentu dalam vaksin juga dapat terjadi.

Gejala reaksi alergi mungkin termasuk gatal-gatal, ruam, bengkak, dan gejala pernapasan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksin AstraZeneca, Vaksin Covid-19 yang Baru Masuk ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com