Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Kotoran Sapi untuk Cegah Covid-19 di India, Ini Peringatan Para Ahli

Kompas.com - 17/05/2021, 06:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pejabat kesehatan dan para ahli di India telah memperingatkan masyarakat di negara itu yang menggunakan kotoran sapi untuk menangkal virus corona penyebab Covid-19.

Menurut para ahli, belum ada bukti ilmiah soal efektivitas kotoran sapi menyembuhkan Covid-19, bahkan berpotensi menyebarkan penyakit lain. 

Dilansir dari Reuters, Rabu (12/5/2021), di negara bagian Gujarat di India barat, warga seminggu sekali pergi ke penampungan sapi untuk melumuri tubuhnya dengan kotoran dan kencing sapi.

Baca juga: Update Corona Global: India Hadapi Masalah Limbah Medis | Taiwan Naikkan Kewaspadaan ke Level 3

Mereka percaya bahwa melumuri badan dengan kotoran sapi dapat melindungi tubuh dari penularan virus corona dan menyembuhkan mereka yang sudah terinfeksi Covid-19.

Kotoran sapi dipercaya sebagai antiseptik

Dalam agama Hindu, sapi merupakan simbol suci. Selama berabad-abad, umat Hindu telah menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah mereka dan untuk ritual doa.

Menurut mereka, kotoran sapi dipercaya memiliki khasiat sebagai terapeutik dan antiseptik.

"Kami melihat, bahkan dokter datang ke sini. Keyakinan warga adalah bahwa terapi ini meningkatkan kekebalan tubuh mereka dan mereka dapat pergi dan merawat pasien tanpa rasa takut," ujar Manajer Asosiasi di sebuah perusahaan farmasi di India, Gautam Manial Borisa.

Gautam mengatakan, metode pengolesan kotoran sapi di sekujur tubuh membantunya sembuh dari Covid-19 yang dideritanya pada 2020.

Sejak itu, ia menjadi anggota tetap Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, sebuah sekolah yang dijalankan oleh biksu Hindu yang terletak tepat di seberang jalan dari markas besar Zydus Cadila (CADI.NS) India, yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19 mandiri.

Saat para peserta menunggu kotoran dan campuran urin sapi di tubuh mereka mengering, mereka memeluk atau menghormati sapi di tempat penampungan, dan berlatih yoga untuk meningkatkan tingkat energi.

Setelah selesai digunakan, wadah untuk menampung kotoran dan air kencing sapi dicuci dengan susu atau buttermilk.

Produk dari sapi yang dikonsumsi warga India

Dikutip dari Independent, Rabu (12/5/2021), sebuah pusat isolasi Covid-19 di Desa Gujarat menggunakan produk sapi untuk perawatan Covid-19. 

Menurut laporan Deccan Herald, unit tersebut dijalankan di tempat penampungan sapi yang memiliki lebih dari 5.000 sapi yang dikelola oleh kepercayaan Rajaram Gaushala Ashram di Desa Tetoda, India.

Pusat Isolasi Covid Ayurveda Vedalakshana Panchagavya merawat pasien Covid-19 dengan obat-obatan yang terbuat dari air seni sapi, kotoran, susu, ghee (mentega), dan dadih.

Namun, perawatan dengan produk sapi adalah tindakan opsional bagi pasien yang juga dirawat oleh dokter dan perawat untuk pengobatan konvensional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com