Dikutip dari Kompas.com (2/5/2021), WHO mengungkapkan, garis keturunan utama B.1.617 pertama kali diidentifikasi berasal di India pada Desember 2020.
WHO mendeskripsikannya sebagai "variant of interest", sehingga memberi kesan bahwa virus ini mungkin memiliki mutasi yang akan membuat virus lebih mudah menular, dan menyebabkan penyakit yang lebih parah atau menghindari kekebalan vaksin.
Selain itu, varian B.1.617 juga disebut sebagai "mutasi ganda" dengan mutasi berlabel L452R di California, dan berlabel E484Q di Afrika Selatan dan Brasil.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Tahap 10 Tiba di Indonesia, Ini Sasaran Vaksinasinya
Karena memiliki kemampuan unik, beberapa penelitian memprediksi bahwa B.1.617 mampu untuk menghindari sistem kekebalan yang tertanam di tubuh manusia.
Diketahui, orang yang telah terinfeksi varian B.1.617 ini disebut lebih mungkin terinfeksi ulang.
Kabar baiknya, Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Anthony Fauci mengungkapkan, vaksin yang dikembangkan di India, Covaxin tampaknya mampu menetralkan varian B.1.617.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?