Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Ada Plastik di Dalam Cumi-cumi, Benda Apakah Itu?

Kompas.com - 03/05/2021, 19:32 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Tulang rawan cumi-cumi terlihat seperti pecahan kaca atau plastik yang sangat tipis.

Tulang rawan ini wajar ditemukan pada bagian tubuh cumi-cumi dan sotong. Meski bagian ini tidak dapat dimakan, tetapi tidak berbahaya.

Mengutip Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), cumi-cumi merupakan komoditas ekspor andalan Indonesia.

Hewan laut ini telah menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia yang diproduksi dalam bentuk beku, asin, dikeringkan atau dikalengkan.

Akan tetapi, informasi mengenai biologi, ekologi, habitat dan sebaran cumi-cumi belum banyak diketahui.

Penelitian terbaru

Penelitian terbaru oleh imuwan material Penn State University Abdon Pena-Francesch dan Melik Demirel menunjukkan bahwa cumi-cumi bisa jadi solusi dari pencemaran sampah plastik di laut.

Melansir Vice.com, cumi-cumi telah mengembangkan protein kompleks di rongga mangkuk pengisap yang melapisi tentakelnya.

Protein itu digunakan untuk membangun gigi cincin cumi-cumi (SRT), lingkaran runcing dari bahan biopolimer di dalam pengisap yang memungkinkan hewan untuk menangkap mangsanya.

Kedua ilmuwan itu membuktikan bahwa SRT dapat direkayasa sebagai pengganti plastik yang dapat terurai secara hayati.

Hal ini akan jadi masalah baru jika cumi-cumi ditangkap hanya untuk dijadikan pengganti plastik.

Akan tetapi, studi oleh tim Frontiers in Chemistry, meneliti bakteri seperti E. coli yang dapat direkayasa secara genetik untuk menghasilkan protein khusus dalam jumlah industri yang membuat SRT begitu fleksibel, kuat, dan ramah lingkungan.

"Protein cumi-cumi dapat digunakan untuk menghasilkan bahan generasi berikutnya untuk berbagai bidang termasuk energi dan biomedis, serta sektor keamanan dan pertahanan," kata Demirel, kepada Vice, 22 Februari 2019.

SRT sintetis dapat diintegrasikan ke dalam tekstil sehingga pakaian lebih sedikit menyerap serat sintetis ke dalam mesin cuci, yang secara mengejutkan merupakan sumber polusi plastik laut yang sangat besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com