Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pesawat AS P-8 Poseidon yang Bantu Cari KRI Nanggala-402

Kompas.com - 24/04/2021, 15:47 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 masih terus berlangsung, meski belum ada titik terang terkait keberadaannya.

KRI Nanggala dilaporkan hilang kontak pada Rabu (22/4/2021) di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.

Sejumlah negara telah mengirimkan bantuan untuk proses pencarian, termasuk pesawat Poseidon milik Angkatan Laut AS.

"Nanti pukul 16.00 WITA pesawat Poseidon akan take off dari Bali dan melakukan kegiatan pencarian," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, dikutip dari Antara.

Seperti apa spesifikasi dan kecanggihan pesawat Poseidon P8 ini sehingga turun langsung dalam pencarian KRI Nanggala-402?

Baca juga: #PrayForKRINanggala402, Doa Warganet KRI Nanggala-402 Segera Ditemukan

Pesawat misi dan patroli maritim

Melansir Boeing, Poseidon merupakan pesawat patroli maritim multi-misi yang unggul dalam perang anti-kapal selam, misi intelijen, pengintaian, serta pencarian dan penyelamatan.

Pesawat Poseidon dapat terbang di ketinggian lebih dari 41.000 kaki dengan kecepatan hingga 490 knot.

Waktu transit yang lebih singkat menjadi nilai tambah saat pencarian kapal selam dan penyelamatan.

Poseidon juga dirancang untuk misi ketinggian rendah dan terbukti dalam mendukung misi kemanusiaan serta pencarian dan penyelamatan.

Poseidon memiliki dua varian, yaitu P-8I diterbangkan oleh Angkatan Laut India, dan P-8A Poseidon yang diterbangkan oleh Angkatan Laut AS, Angkatan Udara Australia, dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris.

Baca juga: KRI Nanggala-402 Tak Kunjung Ditemukan, Pengamat Uraikan Tantangannya

Dilengkapi 7 sensor

Pada 2008, Boeing memilih L-3 Communications Wescam dalam memasok menara sensor multispektral digital elektro-optik dan inframerah (EO/IR) MX-20HD untuk Poseidon.

MX-20HD dapat memiliki hingga tujuh sensor, termasuk inframerah, CCDTV, penguat gambar, pengintai laser, dan iluminator laser.

Dikutip dari Naval Technology, Kabin pesawat itu juga dilengkapi hingga tujuh konsol operator.

Pesawat ini memiliki dua mesin turbofan high-bypass CFM International CFM56-7B27A, dengan nilai masing-masing 120kN.

Baca juga: Kiprah Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak

Radar pengintai maritim

Poseidon dilengkapi dengan radar pengintai maritim APS-137D (V) 5 dan sistem SIGINT intelijen sinyal yang dikembangkan oleh Raytheon.

Sistem ini dinamai AN/APY-10 pada 2006 dan dipasang pada fairing hidung yang diperbesar.

Radar AN/APY-10 memiliki kemampuan mode radar apertur sintetis (SAR) untuk pencitraan, deteksi, klasifikasi serta identifikasi kapal stasioner dan kapal kecil untuk pengawasan pesisir dan darat.

Selain itu, radar tersebut juga memiliki pencitraan resolusi tinggi (ISAR) untuk pencitraan, deteksi, klasifikasi, dan pelacakan kapal selam yang muncul di permukaan dan kapal kecil yang bergerak cepat di perairan pesisir.

Angkatan Laut AS mempersenjatai P-8A dengan pengembangan torpedo MK 54 yang dapat ditembakkan dari ketinggian.

Baca juga: 10 Negara yang Siap Membantu Pencarian KRI Nanggala-402

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com