Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Video Vaksin Covid-19 mRNA Dapat Mengubah Orang Jadi Zombie

Kompas.com - 20/04/2021, 20:05 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

"Itulah mengapa, "vaksin" mRNA bukanlah vaksin, tetapi sistem operasi yang akan mengambilalih cara kerja sel tubuh kalian, dan membuat sel itu memproduksi protein virus, yang membuat kalian sakit,"

"Vaksin yang diberikan kepada kalian sekarang menyebabkan tubuh memproduksi protein S, protein spike, yang membuat orang dites positif HIV,"

"Vaksin dosis kedua, akan memberi kalian protein M, dan vaksin ketiga akan memberikan protein N. Dan kurasa akan ada dosis keempat yang akan memberikan protein P,"

"Ketika tubuh kalian sudah menerima empat dosis itu, maka kalian akan memiliki 4 protein yang menyusun virus penyebab Covid-19. Jadi itu artinya, kalian secara tidak sadar menjadi pabrik pembuat virus,"

"Sekarang, jika tubuh kita terus menerus memproduksi virus, maka itu artinya sistem imun kita akan melemahkan tubuh kita sendiri. Dan kalian bisa bayangkan betapa mengerikannya itu,"

"Itu seperti yang terjadi di film-film zombie. Jika kalian mengira aku membual, tunggu dulu. Buka website CDC, dan lihatlah, mereka menyiapkan laman khusus berjudul "zombie preapredness (persiapan zombie)"

Penelusuran Kompas.com

Dari video yang beredar itu, terdapat dua klaim mengenai vaksin mRNA.

Pertama, mengenai kemampuan vaksin mRNA untuk mempengaruhi atau mengambilalih sel tubuh manusia, dan mengubah seseorang menjadi zombie.

Kedua, klaim bahwa zombie apocalypse itu nyata, sebab Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, memiliki laman website berjudul "zombie preparedness".

1. Vaksin mRNA tidak dapat mengubah seseorang menjadi zombie

Diberitakan Kompas.com, 28 November 2020, vaksin Covid-19 tipe mRNA merupakan jenis vaksin baru untuk melindungi manusia dari infeksi virus SARS-CoV-2.

Vaksin tersebut bekerja dengan cara memberikan instruksi (mRNA) kepada sel kekebalan untuk membuat bagian yang tidak berbahaya dari apa yang disebut sebagai "protein spike (paku)", yang ditemukan pada permukaan virus corona.

Untuk diketahui, protein spike berbentuk seperti paku/duri dan membuat virus corona penyebab Covid-19 dapat menancap dengan lebih mudah pada sel.

Vaksin tipe mRNA bekerja dengan skema sebagai berikut:

  • Vaksin disuntikkan ke otot lengan atas. Kemudian, setelah instruksi (mRNA) berada di dalam sel kekebalan, sel tersebut akan menggunakan instruksi untuk membuat potongan protein.
  • Setelah potongan protein berhasil dibuat, sel kekebalan kemudian memecah instruksi (mRNA) dan membuangnya.
  • Setelah itu, sel kekebalan akan menampilkan potongan protein yang dibuat berdasarkan instruksi (mRNA) tadi.
  • Sistem kekebalan tubuh pun akan menyadari bahwa protein baru tersebut tidak seharusnya ada di situ.
  • Sistem kekebalan lalu membentuk respons kekebalan dan membuat antibodi, seperti yang terjadi pada infeksi Covid-19 alami.

Untuk diketahui, pembuatan vaksin mRNA tidak menggunakan virus hidup penyebab Covid-19. Vaksin tipe mRNA juga tidak pernah memasuki inti sel, tempat DNA atau materi genetik disimpan.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com