Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Mengenai kandungan polysorbate 80 yang disebut dapat merusak membran sawar darah otak, Elias mengatakan, hal itu tidak benar.
Kandungan itu biasa terdapat dalam makanan sebagai pengemulsi yang membantu bahan jadi tercampur. Kandungan ini juga ditemukan di dalam produk kesehatan lain sebagai surfaktan untuk mengurani tegangan permukaan antarbahan.
"Dalam pengobatan, cara kerjanya mirip dengan menstabilkan cairan untuk injeksi. Volume yang digunakan dalam vaksin adalah sebagian kecil dari volume yang digunakan pada produk lain," kata Elias, mengutip Reuters, 22 Maret 2021.
Polisorbat 80 digunakan secara luas dengan aman dalam industri makanan dan vaksin lain. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebutkan ada 17 vaksin umum yang mengandung polisorbat 80.
Benar bahwa polysorbate 80 digunakan dalam vaksin untuk menjaga agar komponen tetap larut, tetapi pakar kesehatan telah menetapkan risiko paparan zat tersebut serendah-rendahnya.
Oleh karena itu, menyebutnya sebagai kandungan berbahaya yang dapat merusak membran sawar darah otak adalah salah.
Hal ini juga berlaku pada kandungan lainnya.
Pembuatan vaksin ini telah melalui rangkaian uji klinis dan uji coba, sebelum disuntikkan pada manusia.
Di Indonesia sendiri, vaksin AstraZeneca dinyatakan aman oleh BPOM.
Dari pemberitaan Kompas.com, 9 Maret 2021, BPOM menyebutkan, efikasi vaksin AstraZeneca sebesar 62,1 persen dengan efek samping ringan sampai sedang.
Adapun efek samping yang paling sering dilaporkan, yaitu:
1. Reaksi Lokal
2. Reaksi Sistemik Ringan
Tidak ada efek samping berbahaya seperti yang disebutkan dalam unggahan akun Facebook di atas.
Sementara itu, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa kandungan dalam vaksin AstraZeneca adalah faktor utama penyebab penggumpalan darah.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (15/4/2021), menurut Andreas Greinacher dari Universitas Greifswald, Jerman, penggumpalan bisa terjadi karena adanya faktor lain.
Sindrom pembekuan darah jarang terjadi. Menurut Greinacher, ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalaminya memiliki beberapa faktor lain yang membuat mereka rentan terhadap penggumpalan darah.
Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, klaim soal kandungan vaksin AstraZeneca yang diwaspadai dan menimbulkan efek samping tidak tepat.
Vaksin tersebut memang mengandung bahan yang disebutkan, tetapi tidak berbahaya jika disuntikkan pada manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.