Misalnya, penggunaan mRNA dalam vaksin Covid-19. Meski relatif baru, vaksin dengan metode mRNA memiliki rujukan ilmiah yang kuat.
"Nah kalau bicara vaksin Nusantara, teknologinya saja masih dalam kajian panjang. Studi praklinis masih terus dilakukan karena banyak hal yang belum mendapatkan hasil meyakinkan," ujar Dicky.
Terkait metode dendritik yang digunakan vaksin Nusantara, Dicky menilai, kurang tepat untuk digunakan sebagai strategi kesehatan masyarakat.
Selain membutuhkan SDM yang banyak dan intensif, vaksin itu juga membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Terlepas dari itu, Dicky mengingatkan, suatu riset disebut valid dan akurat jika tahapan ilmiahnya ditaati dan dibuktikan.
Baca juga: Vaksin Nusantara Diklaim Karya Anak Bangsa, tetapi Komponennya Impor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.