Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Bagikan Video Monyet yang Otaknya Ditanam Chip Tengah Bermain Game

Kompas.com - 10/04/2021, 19:54 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elon Musk merilis rekaman sebuah video pada Jumat (9/4/2021) yang memperlihatkan seekor monyet memainkan video game sederhana setelah mendapatkan implan teknologi baru.

Video berdurasi 3 menit yang diunggah oleh perusahaan start-up Elon Musk, Neuralink, memperlihatkan seekor kera jantan meminkan game 'Mind Pong'.

Monyet itu telah ditanami chip di setiap sisi otaknya.

Ia mengontrol permainan itu hanya dengan berpikir tentang menggerakkan tangannya ke atas atau ke bawah.

"Produk @Neuralink pertama akan memungkinkan seseorang dengan kelumpuhan untuk menggunakan smartphone dengan pikiran mereka lebih cepat daripada seseorang yang menggunakan jempol," tulis Musk dalam Twitter-nya, dikutip dari Reuters, Sabtu (10/4/2021).

"Versi yang lebih baru akan dapat mengalihkan sinyal dari Neuralinks di otak ke Neuralinks di klaster motorik atau sensorik tubuh, sehingga memungkinkan, misalnya, orang lumpuh untuk berjalan kembali," tambahnya.

Menurut Musk, perangkat itu ditanamkan dengan tengkorak dan mengisi daya secara nirkabel sehingga terlihat benar-benar normal.

Sebelum menanamkan implan versi awal pada monyet, Neuralink lebih dulu menanamkan prototipe implan pada babi bernama Gertrude.

Dikritik

Eksperimen yang dilakukan Musk dan Neuralink ini menuai kritikan dari organisasi hak binatang.

Namun, Musk bersikeras bahwa primata yang dijadikan subjek uji coba Neuralink tidak terganggu dengan implan yang ditanamkan pada tengkorak kepalanya tersebut.

Selain itu, miliarder nomor satu dunia itu, mengaku, dirinya dan Neuralink berusaha ekstra untuk merawat monyet tersebut.

Neuralink bekerja dengan merekam dan mendekode sinyal listrik dari otak menggunakan lebih dari 2.000 elektroda.

Elektroda itu berada ditanamkan di daerah korteks motorik monyet yang mengoordinasikan gerakan tangan dan lengan.

Dengan data tersebut, Neuralink mengkalibrasi dekoder dengan secara matematis memodelkan hubungan antara pola aktivitas saraf dan berbagai gerakan joystick yang mereka hasilkan.

Didirikan bersama oleh Musk pada tahun 2016, Neuralink yang berbasis di San Francisco bertujuan untuk menanamkan chip komputer otak nirkabel.

Harapannya, chip tersebut akan membantu penyembuhan kondisi neurologis, seperti Alzheimer, demensia, dan cedera tulang belakang.

Mereka juga berharap bisa menggabungkan manusia dengan kecerdasan buatan (AI), meski teknologinya masih dalam tahap awal.

Pada Juli 2019, Neuralink memamerkan desain yang melibatkan penanaman "benang" elektroda kecil ke otak serta perangkat lain di belakang telinga.

Musk memiliki sejarah dalam menyatukan beragam ahli untuk mengembangkan teknologi yang sebelumnya terbatas pada laboratorium akademik.

Termasuk di antaranya untuk roket dan kendaraan listrik melalui perusahaan, seperti Tesla dan SpaceX.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Elon Musk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com