Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Rasa Sakit Pasca-vaksinasi Covid-19? Berikut Cara Lapor ke Website keamananvaksin.kemkes.go.id

Kompas.com - 08/04/2021, 20:04 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rasa sakit atau tidak nyaman pasca-imunisasi merupakan hal yang wajar.

Namun, apabila rasa sakit pasca-vaksinasi Covid-19 berlangsung cukup lama dan berkelanjutan, masyarakat diminta untuk segara melapor.

Ada dua cara yang bisa dilakukan, yakni dengan melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau melalui website pelaporan yang telah disediakan.

Dilansir dari akun Twitter resmi Kementerian Kesehatan, @KemenkesRI, website tersebut adalah keamananvaksin.kemkes.go.id.

"Merasa pusing, mual atau lapar setelah divaksinasi? Tenang, ini termasuk kejadian wajar sebagai bentuk respons tubuh terhadap vaksin yg disuntikkan. Namun apabila kamu mengalami gejala serius segera laporkan kejadiannya ke http://keamananvaksin.kemkes.go.id. atau fasyankes terdekat ya," tulis Kemenkes.

Baca juga: Zona Merah Indonesia Naik Lagi Jadi 10 Daerah, Mana Saja?

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Lantas, apa itu website keamananvaksin.kemkes.go.id?

Penjelasan Kemenkes

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menuturkan, website tersebut adalah website pelaporan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) mandiri oleh masyarakat.

Dalam website tersebut, tersedia fitur pelaporan mandiri, pengumuman, daftar, dan login.

Dijelaskan Nadia, tidak semua orang bisa memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia tersebut.

"Tapi ini yang bisa mendaftar hanya anggota Komnas KIPI," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Masyarakat yang ingin melapor, imbuh Nadia, tidak perlu melakukan pendaftaran, pilih fitur pelaporan mandiri dan inputkan data-data yang diminta.

Setelah itu, laporan yang masuk akan ditindaklanjuti oleh tim Komnas KIPI.

"Jadi ini pelaporan dari masyarakat nanti akan di-follow up tim KIPI untuk dikaji, tapi kalau untuk penanganan sebaiknya segera hubungi nomor yang tertera di kartu vaksin," terang Nadia.

Lebih lanjut, Nadia menerangkan, website ini hadir sejak awal tahun seiring dengan mulainya vaksinasi Covid-19.

"Website ini untuk membuka saluran pelaporan KIPI secara langsung dan memonitor kejadian KIPI," papar Nadia.

Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia

Cara pelaporan mandiri

Pertama, buka website http://keamananvaksin.kemkes.go.id/.

Kemudian, pilih menu "Pelaporan Baru"

Setelah itu, isi Data Pasien dan Data Pelapor

Data Pasien

  • Nama
  • Jenis kelamin
  • Tanggal lahir
  • Nomor handphone
  • Nama ibu
  • Nama ayah
  • Provinsi
  • Kabupaten/kota
  • Kecamatan
  • Desa/kelurahan
  • Alamat

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Gejala/indikasi meliputi:

  • Asma (Komorbid)
  • Batuk/Pilek
  • Bengkak pada lokasi suntikan
  • Demam 39 C atau lebih
  • Demam di bawah 39 C
  • Diabetes (Komorbid)
  • diare
  • Gangguan imunologi (Komorbid)
  • Gatal
  • Hamil (Komorbid)
  • Hilang penciuman
  • Hilang pendengaran
  • Hilang pengecapan
  • Hipertensi (Komorbid)
  • Jantung berdebar
  • kardiovaskuler (Komorbid)
  • Keganasan (Komorbid)
  • Kejang
  • Kelemahan anggota gerak
  • Kemerahan pada Lokasi suntikan
  • Kemerahan tersebar
  • keram
  • Kuning/ikterik
  • Lain-Lain
  • Lemas & kebas seluruh tubuh
  • lemas/lesu/letih
  • Mengantuk
  • Mual
  • muntah
  • NIHIL
  • Nyeri dada
  • Nyeri kepala
  • nyeri lokal
  • Nyeri otot
  • Nyeri pada lokasi suntikan
  • Pegal
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (leher/ketiak/lipat paha)
  • Penurunan kesadaran
  • Penyakit ginjal (Komorbid)
  • Penyakit hati (Komorbid)
  • Penyakit paru PPOK (Komorbid)
  • Perdarahan di tempat suntikan
  • Perdarahan lain
  • Perdarahan pada lokasi suntikan
  • Pingsan
  • pusing
  • Rasa kantuk berlebihan
  • Reaksi kecemasan
  • Ruam lokal, bengkak, merah dan gatal pada kulit, bibir, mata
  • Sakit disertai kelemahan pada lengan yang disuntik
  • sakit kepala
  • sakit perut
  • Sesak napas
  • Tanda-tanda syok anafilaktik
  • TBC (Komorbid)

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Data Pelapor

  • Instansi
  • Nama instansi
  • Nomor pelapor
  • Nomor telepon
  • Provinsi
  • Kabupaten/kota
  • Kecamatan
  • Desa/kelurahan
  • Deskripsi Kejadian (Tuliskan Nama Vaksin, Jenis Vaksin & Kronologis)
  • File Pendukung (foto pasien)
  • File Pendukung (foto pasien)
  • File Pendukung (foto pasien)

Lalu, tuliskan kode yang tertera.

Terakhir, klik tombol "Kirim".

Baca juga: Termasuk B.1.1.7, Ini 3 Mutasi Baru Virus Corona yang Teridentifikasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com