KOMPAS.com - Cheetah adalah binatang mamalia, keluarga kucing besar, yang masih berkerabat dengan singa dan harimau.
Cheetah hidup di savanna di Afrika. Sebagai karnivora, cheetah mendapatkan makanan dengan memburu binatang-binatang lain.
Salah satu kemampuan unik dari cheetah adalah kecepatan larinya. Saat berburu, cheetah dapat berlari dengan sangat cepat, hingga mencapai 100 km/jam.
Akan tetapi, cheetah diketahui tidak bisa berlari kencang dalam waktu lama. Sebabnya, suhu tubuh cheetah dipercaya akan menjadi sangat panas ketika sedang berlari.
Baca juga: Mengenal Rusty-spotted Cat, Kucing Terkecil di Dunia
Begitu tubuh mereka mencapai suhu tertentu, cheetah akan berhenti berlari. Benarkah demikian?
Mengutip National Geographic, 24 Juli 2013, hubungan antara kecepatan cheetah dengan suhu tubuh mereka pertama kali diketahui dari sebuah eksperimen yang dilakukan peneliti Universitas Harvard.
Pada 1973, dua orang peneliti Harvard membeli beberapa ekor cheetah dari pusat penangkaran di Afrika.
Mereka membawa binatang-binatang itu ke laboratorium, dan melakukan uji coba kecepatan lari cheetah di treadmill.
Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah
Para peneliti itu juga memasang termometer pada tubuh cheetah, untuk mengetahui suhu tubuh mereka saat berlari.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa ketika suhu tubuh cheetah mencapai 40,5 derajat celcius, binatang itu berhenti berlari.
Atas dasar temuan itu, para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa tubuh cheetah akan mengalami "overheat" atau menjadi terlalu panas saat berlari kencang.
Temuan ini juga diterima menjadi fakta umum hingga bertahun-tahun setelahnya.