Hetem juga memperhatikan sesuatu yang lain. Dalam waktu 40 menit setelah perburuan yang gagal, suhu tubuh cheetah naik sekitar 0,5 derajat celcius dan setelah perburuan berhasil naik menjadi 1,3 derajat celcius.
Kenaikan suhu tubuh pasca-perburuan terjadi secara bertahap selama 40 menit.
Peningkatan terjadi sebelum cheetah mulai makan, jadi bukan akibat memakan mangsanya.
Baca juga: Saat Populasi Hewan di Dunia Turun 68 Persen dalam 50 Tahun...
Hetem juga dapat mengesampingkan beberapa variabel lain sebagai penyebab perubahan suhu, termasuk aktivitas maksimum selama berburu, durasi berburu, suhu udara, dan ukuran mangsa.
Hetem mengatakan, penyebab terjadinya peningkatan suhu tubuh cheetah adalah karena stress.
“Cheetah sangat rentan setelah berburu,” kata Hetem.
Baca juga: Bagaimana Cara Melindungi Hewan Peliharaan dari Infeksi Virus Corona?
Dia menjelaskan, karena cheetah tidak berada di puncak hierarki karnivora, maka ada hewan lain di sekitarnya, seperti macan tutul dan singa, yang mungkin mencoba mencuri tangkapan cheetah.
Jika karnivora lain mendekat, cheetah yang lapar akan mempertahankan dagingnya, terkadang membahayakan dirinya sendiri.
Dua dari enam cheetah dalam penelitian Hetem dibunuh oleh macan tutul setelah berburu.
Baca juga: Ramai soal Burung Kacer, Berikut Aturan Hewan Peliharaan Masuk ke dalam Pesawat
Hetem menyaksikan seekor macan tutul mematahkan punggung salah satu cheetah, sementara cheetah itu mencoba mempertahankan buruannya.
Hetem lantas berhipotesis bahwa peningkatan suhu cheetah setelah berburu, kemungkinan besar disebabkan oleh kesadaran cheetah bahwa ada karnivora lain yang mungkin sedang mengincar mangsanya.
Baca juga: Punya Hewan Peliharaan, Apakah Baik untuk Kesehatan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.