Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Fenomena Astronomi April 2021, Ada Hujan Meteor hingga Bulan Super

Kompas.com - 02/04/2021, 16:52 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepanjang April 2021 ini, ada 14 fenomena astronomi yang akan terjadi.

Saat dikonfirmasi, Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antarikas (Lapan) Andi Pangerang membenarkan fenomena astronomi sepanjang bulan ini.

"Rinciannya ada di website edukasi.sains.lapan.go.id," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/4/2021) siang.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Pusat Sains Antariksa LAPAN (@pussainsa_lapan)

Baca juga: Video Viral Cahaya Diduga Meteor Jatuh di Langit Washington, Apa Sebenarnya?

Berikut 14 fenomena astronomi yang akan terjadi April 2021 ini beserta tanggalnya:

1. Konjungsi Bulan-Antares: 1-2 April

Pada awal bulan, bagi Anda penikmat astronomi, bisa menyaksikan peristiwa alam berupa puncak konjungsi Bulan- Antares.

Fenomena ini terjadi pada 2 April 2021 pukul 03.49 WIB, untuk Indonesia bagian tengah pukul 04.49 WITA, dan Indonesia bagian timur pada pukul 05.49 WIT.

Akan tetapi, fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak 1 April pukul 21.45 waktu setempat dari arah Timur-Tenggara hingga keesokan paginya, ketika fajar bahari berakhir dari arah Barat-Barat Daya.

Sudut pisah bervariasi antara 6,64 derajat hingga 4,58 derajat.

Magnitudo Antares sebesar 1,05, sedangkan fraksi Iluminasi Bulan bervariasi antara 79,3 persen hingga 77,2 persen (Bulan Susut/Cembung Akhir).

Baca juga: [HOAKS] Prediksi NASA Arus Meteor Akan Hujani Bumi Saat Ramadhan 2021

2. Fase Bulan Perbani Akhir: 4 April

Fase perbani akhir adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sudut siku-siku (90 derajat) dan terjadi setelah fase Bulan Purnama.

Puncak fase perbani akhir terjadi pukul 17.02 WIB atau 18.02 WITA atau 19.02WIT.

Bulan perbani akhir ini dapat dilihat saat terbit sebelum tengah malam dari arah timur-tenggara, berkumulasi di arah selatan menjelang terbit Matahari dan kemudian terbenam di arah barat-barat daya sekitar tengah hari.

Bulan berjarak 376.541 kilometer dari Bumi (geosentrik) dan berada di sekitar konstelasi Sagitarius.

3. Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus: 6-8 April

Bulan akan mengalami konjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus selama tiga hari berturut-turut sejak 6-8 April 2021.

Anda bisa menyaksikan fenomena alam ini di arah Timur-Tenggara dekat konstelasi Capricornus sejak pukul 03.00 waktu setempat hingga fajar bahari berakhir.

Magnitudo Jupiter sedikit bervariasi antara -2,08 hingga -2,09, sedangkan magnitudo Saturnus konstan di angka +0,75.

Bulan, berfase sabit akhir ketika konjungsi tripel dengan iluminasi bervariasi antara 34,4 persen sampai 15,8 persen.

Baca juga: Video Viral Sebut Waspada Arus Meteor, Lapan: Tidak Perlu Khawatir

4. Fase Bulan Baru dan Konjungsi (Tripel) Bulan-Venus-Matahari: 12 April

Fase Bulan baru disebut juga konjungsi solar Bulan adalah konfigurasi ketika Bulan terletak di antara Matahari dan Bumi dan segaris dengan Matahari dan Bumi.

Mengingat orbit Bulan yang membentuk sudut 5,1 derajat terhadap ekliptika, bayangan Bulan tidak selalu jatuh di permukaan Bumi ketika fase Bulan baru, sehingga fase Bulan baru tidak selalu beriringan dengan gerhana Matahari.

Fase bulan baru kali ini terjadi pada 12 April, tepatnya pukul 09.30 WIB atau 10.30 WITA atau 11.30 WIT dengan jarak 403.642 km dari Bumi (geosentrik) dan terletak di konstelasi Pisces.

5. Apoge Bulan: 15 April

Apogee Bulan adalah konfigurasi saat Bulan terletak paling jauh dengan Bumi. Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang berbentuk elips terhadap Bumi.

Apogee Bulan dapat diamati ketika terbit pukul 11.00 waktu setempat dari arah Timur-Timur Laut, berkulminasi di arah utara sekitar pukul 17.00 waktu setempat dan kemudian terbenam di arah barat-barat laut sekitar pukul 23.00 waktu setempat.

Bulan berjarak 406.137 km dari Bumi dan berada di sekitar konstelasi Aries dengan iluminasi 6,1 persen (sabit awal) ketika apogee.

Baca juga: Simak, Ada Hujan Meteor Quadrantid yang Bisa Disaksikan Minggu Ini

6. Okultasi Mars oleh Bulan: 17 April

Setelah Apoge Bulan, berikutnya ada okultasi Mars oleh Bulan yang merupakan fenomena astronomi ketika Mars melintasi di belakang Bulan sehingga tampak tertutupi oleh Bulan.

Hal itu dikarenakan jarak Mars ke Bumi lebih jauh dibandingkan dengan jarak Bulan ke Bulan. Secara global, okultasi Mars oleh Bulan terjadi pada 17 April mulai pukul 16.25 WIB hingga 21.35 WIB.

Wilayah yang dapat menyaksikan fenomena alam ini, India bagian timur, Sri Lanka, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Indonesia bagian barat.

Sedangkan di Indonesia, Okultasi Mars ini dapat disaksikan di Sumatera, Kalimantan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

7. Konjungsi Superior Merkurius: 19 April

Merkurius mengalami konjungsi superior pada 19 April pukul 08.56 WIB.

Lapan menjelaskan, konjungsi superior Merkurius adalah konfigurasi yang berlaku khusus pada Merkurius dan Venus, yakni ketika Merkurius, Matahari, dan Bumi terletak pada satu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari.

Konjungsi superior ini menandai pergantian ketampakan Merkurius yang semula ketika fajar menjadi senja.

Baca juga: Siklon Tropis Tak Sebabkan Hujan Ekstrem di Jakarta, Ini Penjelasan Lapan

8. Konjungsi Bulan-Pollux: 19 April

Pada tanggal yang sama, berlangsung puncak konjungsi Bulan-Pollux tepatnya pada pukul 01.18 WIB atau 02.18 WITA atau 03.18 WIT.

Akan tetapi, fenomena alam ini sudah bisa disaksikan sehari sebelumnya saat fajar bahari dari arah utara-barat laut hingga sebelum tengah malam dari arah barat-barat laut.

Sudut pisah bervariasi antara 4,72 derajat hingga 3,68 derajat.

Magnitudo Antares sebesar +1,15, sedangkan fraksi iluminasi bulan bervariasi antara 41,7 persen hingga 43,2 persen.

9. Fase Bulan Perbani Awal: 20 April

Fase perbani awal adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sudut siku-siku dan terjadi sebelum fase bulan Purnama.

Puncak fase bulan perbani awal pada pukul 13.58 WIB atau 14.58 WITA atau 15.58 WIT.

Lapan mengatakan fenomena alam ini dapat disaksikan ketika terbit 30 menit setelah tengah hari dari arah timur-timur laut, berkulminasi di arah utara ketika senja bahari dan kemudian terbenam di arah barat-barat laut 30 menit setelah tengah malam.

Baca juga: Analisis BMKG soal Banjir Jakarta, dari Penyebab hingga Fenomena La Nina

10. Konjungsi Merkurius-Venus: 21-30 April

Merkurius akan mengalami konjungsi dengan Venus selama 10 hari berturut-turut.

Sudut pisah Merkurius-Venus awalnya sebesar 4,02 derajat, kemudian mengecil hingga mencapai 1,18 derajat ketika puncak konjungsi pada 25 April dan keesokan harinya, sudut pisah Merkurius-Venus membesar hingga 4,09 derajat.

11. Hujan Meteor Lyrid: 22-23 April

Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra.

Diketahui, hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu komet C/1861 G1 Thatcher. Sebetulnya, hujan meteor ini aktif sejak tanggal 16-25 April, tetapi puncaknya terjadi pada 22 April pukul 19.00 WIB atau 20.00 WITA atau 21.00 WIT.

Lapan mengungkapkan, fenomena alam ini bisa diamati sejak terbit di arah barat laut sekitar pukul 22.15 waktu setempat sampai fajar bahari berakhir keesokan harinya.

Baca juga: Ramai soal Suara Dentuman Misterius di Malang, Ini Penjelasan Lapan...

12. Bulan Purnama Perige (Bulan Super/Supermoon): 27 April

Puncak purnama ini akan terjadi pada pukul 10.31 WIB atau 11.31 WITA atau 12.31.29 WIT dengan jarak geosentrik 357.616 km, berdiameter sudut 33,41 menit busur dan terletak di konstelasi Libra.

Sedangkan perige (garis edar suatu benda langit yang terdekat dengan bumi) Bulan terjadi pukul 22.29 WIB atau 23.29 WITA atau 00.29 WIT dengan jarak geosentrik 357.378 km, berdiameter sudut 33,43 menit busur dan terletak di konstelasi Libra.

Adapun penyebutan Bulan Super atau Supermoon lantaran jaraknya cukup berdekatan dengan titik perige.

13. Perihelion Merkurius: 27 April

Masih di tanggal yang sama, terjadi perihelion Merkurius. Perihelion secara umum adalah konfigurasi ketika planet berada di titik terdekat dari Matahari.

Perihelion Merkurius terjadi setiap rata-rata 88 hari sekali atau dalam setahun terjadi empat kali.

Perihelion Merkurius pada April, akan terjadi pada 27 Aparil pukul 08.48 WIB atau 09.48 WITA atau 10.48 WIT dengan jarak 46 juta km dari Matahari.

Perihelion Merkurius sebelumnya sudah terjadai pada 29 Januari dan seri berikutnya akan terjadi 24 Juli dan 20 Oktober 2021.

Baca juga: Lapan: Suara Dentuman di Bali Diduga karena Asteroid Besar yang Jatuh

14. Konjungsi Bulan-Antares: 28-29 April

Fenomena alam bulan April ini ditutup dengan konjungsi Bulan-Antares yang kedua. Hal ini dikarenakan periode sideris Bulan selama 27,32 hari.

Puncak konjungsi Bulan-Antares terjadi pada 29 April pukul 13.07 WIB atau 14.07 WITA atau 15.05 WIT.

Akan tetapi, fenomena ini sudah bisa disaksikan sehari sebelumnya pukul 20.00 waktu setempat dari arah timur-tenggara hingga keesokan paginya ketika fajar bahari dari arah barat-barat daya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com