Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Teater Sedunia, Menilik Lahirnya Seni Teater 2500 Tahun Lalu

Kompas.com - 27/03/2021, 19:45 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini, 60 tahun yang lalu, Institut Teater Internasional dan berbagai komunitas teater internasional melahirkan Hari Teater Sedunia.

Semenjak saat itu, di setiap tanggal 27 Maret, berbagai komunitas teater seluruh dunia merayakan Hari Teater Sedunia dengan berbagai pementasan yang membawa pesan-pesan khusus terutamanya adalah soal perdamaian dunia.

Dicomot dari laman Britannica, teater atau theatre berasal dari bahasa Yunani theaomai yang memiliki arti melihat. Yang kemudian berkembang lagi menjadi theatron yang memiliki arti gedung pertunjukan.

Jika dilihat dari sejarah awal mulanya, teater adalah seni pertunjukan yang berasal dari masa silam, sekitar 2500 tahun yang lalu. Dimulai sejak zaman Athena klasik, sekitar abad ke-6 sebelum Masehi. 

Di masa itu, teater muncul sebagai pertunjukkan ritual yang membutuhkan inisiasi yaitu dari penonton. 

Aristoteles dalam Poetics, menyampaikan bahwa teater dan ritual sakral memiliki perbedaan. Teater tak mengharuskan penonton untuk berpuasa, berbaris dalam prosesi, atau melakukan ritual-ritual khusus lain.

Namun begitu, teater tetap membawa misi khusus layaknya ritual sakral, yaitu menyampaikan penyembuhan dan pemurnian melalui tontonan yang bertema.

Baca juga: Teater Tak Mati di Tengah Pandemi

Berawal dari masa Yunani kuno

Teater di masa ini hidup di antara para penyembah Dyonisus, dewa kesuburan dan anggur. Pertunjukan yang lebih berbau ritual persembahan ini dilakukan oleh pria dan wanita.

Meski isinya adalah ritual persembahan, namun laki-laki dan perempuan dalam pertunjukan ini membawakan sebuah drama bertema cerita mitos Yunani. Mereka berputar-putar, menari, juga menyanyi dengan lantang disaksikan oleh banyak penonton.

Kemudian suatu masa, ada pemuka ritual yang menggagas adanya dialog dalam ritual tersebut. Pemuka ritual itu, adalah aktor pertama dalam seni peran teater. 

Ia pula yang mendapatkan ketenaran dalam penghargaan pertama di dunia teater di tahun 534 SM. 

Baca juga: Perbedaan Drama dan Teater

Gelaran semacam festival teater pun jadi ajang rutin dalam konteks pemujaan kepada Dyonisus. Dilakukan di musim semi, festival itu akan memilih empat aktor yang akan ditandingkan.

Aeschylus, adalah tokoh di abad ke-5 sebelum masehi yang memperkenalkan munculnya aktor kedua dalam pertunjukan teater tragedi. 

Aeschylus yang menulis 8 cerita teater tragedi ini sempat memenangkan penghargaan di tahun 484 SM.

Dibangun 2.000 tahun yang lalu, Colosseum adalah area pertunjukan (amfiteater) terbesar yang dibangun di Kekaisaran Romawi.AFP PHOTO/PATRICK HERTZOG Dibangun 2.000 tahun yang lalu, Colosseum adalah area pertunjukan (amfiteater) terbesar yang dibangun di Kekaisaran Romawi.

Sedangkan Sophocles, yang memenangkan penghargaan di tahun 468 SM, adalah tokoh teater kuno yang menggagas hadirnya aktor ketiga dalam seni pertunjukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com