Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Peristiwa Bandung Lautan Api, Bagaimana Sejarahnya?

Kompas.com - 24/03/2021, 09:34 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 75 tahun lalu, atau tepatnya pada 24 Maret 1946, terjadi peristiwa Bandung Lautan Api.

Saat itu warga Bandung rela membakar kotanya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa tersebut berawal dari datangnya Sekutu pada Oktober 1945 di Bandung.

Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Mengutip buku Bandung 1945-1946 (2019) karya Egi Azwul Fikri, peristiwa Bandung Lautan Api dilatarbelakangi beberapa hal.

Salah satunya tuntutan Brigade Mac Donald terhadap warga Bandung untuk menyerahkan semua senjata Jepang yang sudah dilucuti pemuda ke pihak Sekutu.

Selain itu juga karena:

  • Tentara Sekutu membagi Kota Bandung menjadi dua wilayah, yaitu Bandung Utara dan Bandung Selatan.
  • Ultimatum dari Sekutu untuk mengosongkan Bandung Utara pada 29 November 1945.
  • Rencana untuk membangun markas Sekutu di Bandung.

Baca juga: Mengenang Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan

Tanggapan ultimatum

Bandung dibagi menjadi dua wilayah untuk membangun markas Sekutu. Wilayah utara dikuasai Sekutu dan NICA, sedangkan wilayah selatan dikuasai oleh Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan jalur rel kereta api sebagai batas wilayahnya.

Mengutip Kompas.com, 23 Maret 2021, satu hari sebelumnya, 23 Maret 1946, Nederlands Indies Civil Administration (NICA) dan Inggris mengultimatum TRI untuk mundur sejauh 11 kilometer dari pusat kota dalam waktu 24 jam.

Ultimatum diberikan dalam beberapa kali. Sebelumnya, pada 20 Desember 1945, ultimatum juga diberikan.

Baca juga: Tak Sembarangan, Ini Syarat Seseorang Bisa Dimakamkan di TMP Kalibata

Terdapat perbedaan dalam menanggapi ultimatum tersebut. Komandan Divisi III yang saat itu memimpin TRI, AH Nasution, menuruti perintah pemerintah pusat melalui Syarifuddin Prawiranegara untuk segera meninggalkan Kota Bandung.

Namun, Markas Besar Tentara Rakyat Indonesia (TRI) yang bertempat di Yogyakarta menginginkan Bandung dipertahankan, dijaga setiap jengkalnya, walaupun harus mengorbankan nyawa.

Keputusan diambil. Rakyat Bandung mundur, tapi TRI dan laskar-laskar tetap bertahan dan berjuang mempertahankan tanah Bandung Selatan. Tapi pada akhirnya tetap mengungsi karena keadaan tak memungkinkan melawan musuh.

Baca juga: Hari Pahlawan 2020, Ini Profil Enam Tokoh Pahlawan Nasional Baru

Lalu keputusan meninggalkan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada hari itu juga yang dihadiri semua barisan perjuangan.

Sementara itu tindakan pembumihangusan diusulkan oleh Rukana yang saat itu menjabat sebagai Komandan Polisi Militer di Bandung.

Setelah keputusan disepakati, AH Nasution menginstruksikan agar rakyat segera meninggalkan Bandung. Mereka mengungsi ke berbagai daerah di sekitarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com