KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong agar ibu bayi dan bayi baru lahir tetap dapat berbagi di ruangan yang sama.
Hal ini supaya ibu bayi tetap bisa menyusui dan kontak dengan bayinya, bahkan ketika sang ibu dicurigai sebagai suspek Covid-19.
Meski demikian, perlakukan tersebut harus didukung dengan praktik pencegahan infeksi secara tepat.
Studi terbaru dari WHO dan mitra menunjukkan, pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi perawatan kepada bayi prematur dan bayi baru lahir yang sakit.
Bahkan terhadap risiko kematian dapat terjadi kepada bayi yang baru terlahir dalam kondisi sakit dan prematur.
“Gangguan terhadap layanan kesehatan penting selama Covid-19 sangat mempengaruhi kualitas perawatan yang diberikan kepada beberapa bayi yang paling rentan, dan ini termasuk hak mereka untuk mendapatkan kontak penyelamatan yang mereka butuhkan dengan orang tua mereka,” kata Direktur Maternal, Kelahiran, Kesehatan dan Pertumbuhan Anak WHO Dr Anshu Banerjee, dilansir dari laman WHO, Selasa (16/3/2021).
Newborns need close contact with parents, especially mothers, after birth.
However, in many countries, if #COVID19 infections are confirmed or suspected, newborn ???? are separated from their mothers, ?? risk of death & complications.
???? research:
— World Health Organization (WHO) (@WHO) March 16, 2021
???? https://t.co/L5PXdTyj7u pic.twitter.com/YIbwghg84z
Baca juga: Minggu Ini, WHO Akan Umumkan Laporan Asal-Usul Virus Corona
WHO menyarankan ibu bayi harus terus berbagi kamar dengan bayinya sejak lahir dan dapat menyusui serta melakukan kontak kulit.
Hal ini tetap berlaku meski status ibunya positif terinfeksi Covid-19, dalam pantauan, atau orang tanpa gejala (OTG).
"Lebih banyak perhatian diperlukan untuk memastikan praktisi kesehatan dan pembuat kebijakan secara global sadar akan kebutuhan untuk menjaga ibu dan bayi tetap bersama di masa-masa kritis ini, terutama untuk bayi yang lahir terlalu kecil atau terlalu dini," kata Direktur Kesehatan di Kementerian Kesehatan di Malawi, Queen Dube.
Selain satu ruangan, Dube juga menyarankan perawatan "Ibu Kangguru".
Perawatan "Ibu kangguru" adalah metode asuhan khusus bagi bayi baru lahir dengan berat yang rendah atau bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.
“Perawatan "Ibu Kanguru" adalah salah satu cara kami yang paling hemat biaya untuk melindungi bayi baru lahir yang kecil dan sakit. Menurut analisis kami, risiko ini jauh lebih besar daripada kemungkinan kecil bayi yang baru lahir terkena penyakit parah akibat Covid-19," kata Dube.
Hal ini berguna untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup bayi prematur atau bayi dengan berat yang rendah, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah, di mana jumlah kelahiran prematur dan kematian bayi besar.
Sebanyak 125.000 nyawa bayi dapat diselamatkan dengan cakupan penuh perawatan "ibu kanguru".
Untuk bayi yang lahir prematur atau berat badan rendah, perawatan ibu kanguru dengan kontak langsung secara dini dan berkepanjangan.