KOMPAS.com - Saffron kini menjadi salah satu rempah yang dicari, dan banyak digunakan. Tanaman ini dipercaya memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan.
Saffron berasal dari kepala putik dan benang di dalam bunga Crocus sativus. Saffron merupakan salah satu rempah termahal di dunia, yang harus dipanen secara manual.
Di sejumlah situs, saffron dijual dengan harga 3.500-160.000 dollar AS per kilogram atau sekitar 52.500.000 hingga RP 2,4 miliar per kilo (dengan kurs 1 dollar AS = Rp 15.000), tergantung pada kualitasnya.
Melansir Web MD, rempah ini sering digunakan untuk mengatasi depresi, kecemasan, penyakit Alzheimer, kram menstruasi (disminore), dan sindrom pramenstruasi (PMS).
Saffron mengandung bahan kimia yang mengubah suasana hati, membunuh sel kanker, mengurangi pembengkakan, dan bertindak seperti antioksidan.
Berikut manfaat kesehatan saffron, melansir Healthline dan Medical News Today:
Saffron mempunyai antioksidan tinggi, dengan kandungannya seperti crocin, pricrocrocin, safranal, kaempferol, dan crocetin.
Antioksidan mampu melawan stres oksidatif dan radikal bebas dalam tubuh.
Seperti diketahui, stress oksidatif dan radikal bebas dapat menyebabkan kanker dan penyakit jantung.
Antioksidan pada saffron dapat berperan dalam melindungi tubuh dari gangguan yang mempengaruhi sistem saraf.
Sebuah studi tahun 2015 mencatat bahwa senyawa dalam saffron seperti crocin, mampu mengurangi peradangan dan kerusakan oksidatif di otak.
Penelitian yang diterbitkan jurnal Antioxidants menyebutkan, secara teoritis, saffron dapat membantu mengatasi gejala Alzheimer, karena sifatnya yang meningkatkan memori serta efek antioksidan dan anti-inflamasi.
Saffron juga disebut mampu membantu memperbaiki suasana hati dan bisa untuk pengobatan depresi.
Studi di Journal of Behavioral dan Brain Science menemukan, ekstrak saffron mampu meningkatkan kadar dopamin di otak tanpa mengubah kadar hormon otak lainnya seperti serotonin.
Penelitian lain menunjukkan, mengonsumsi 30 miligram setiap hari dapat menyebabkan efek yang serupa dengan obat untuk depresi ringan hingga sedang, seperti imipramine dan fluoxetine.
Meski demikian, masih terlalu dini merekomendasikan saffron untuk mengobati gejala depresi.
Disebutkan, saffron dapat mengurangi gejala sindrom pramenstruasi (PMS). Studi pada 2015 melihat penelitian saffron dan gejala PMS.
Dari penelitian itu, wanita berusia 20-45 tahun yang mengonsumsi 30 miligram setiap hari mempunyai gejala yang lebih sedikit dibandingkan kelompok yang mengonsumsi plasebo.
Selain itu, wanita yang mencium aromanya selama 20 menit mempunyai kadar hormon stress kortisol yang lebih rendah, juga dapat berkontribusi pada penurunan gejala PMS.
Saffron juga disebut bisa membantu menurunkan berat badan dan mengurangi nafsu makan.
Sebuah studi di Journal of Cardiovascular and Thoracic Research menemukan, mengonsumsi ekstrak saffron mampu membantu orang dengan penyakit arteri koroner mengurangi indeks massa tubuh (BMI), massa lemak total, dan lingkar pinggang.
Yang perlu digarisbawahi, dosis yang sangat tinggi kemungkinan lebih berbahaya bagi kelompok tertentu.
Saffron mempunyai banyak komponen kimia yang berbeda, dengan beberapa di antaranya mampu membantu mengurangi tekanan darah dan memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung.
Studi pada tikus menunjukkan, saffron menurunkan tekanan darah. Sedangkan dalam penelitian lain yang menggunakan kelinci, menemukan saffron efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.
Satu penelitian pada manusia di Jurnal Ilmu Kedokteran India mengungkapkan, saffron dapat mengurangi kemungkinan kolesterol jahat yang menyebabkan kerusakan jaringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.