Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ibu Dipolisikan Anaknya, Apa yang Terjadi? Ini Kata Sosiolog...

Kompas.com - 12/01/2021, 12:32 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang ibu di Demak, Jawa Tengah, S (36) dipolisikan oleh anak kandungnya sendiri.

S dipolisikan setelah bertengkar dengan anaknya A (19) yang datang ke rumah bersama mantan suaminya.

Ia dilaporkan A atas kasus penganiayaan.

Baca juga: Mengapa Orang Suka Merekam Aktivitas Seksual Pribadinya?

Kasus pelaporan anak terhadap orang tua sebelumnya juga pernah terjadi.

Seorang anak berinisial M (40) asal Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) juga melaporkan ibu kandungnya sendiri berinisial K (60) karena masalah sepeda motor yang dipakai saudaranya.

Kasus seorang anak yang melaporkan orang tua di masyarakat bukanlah hal yang lazim terjadi mengingat hubungan darah di antara keduanya.

Baca juga: Kasus Parodi Indonesia Raya, Mengapa Pelecehan Simbol Negara Masih Kerap Terjadi?

Lantas mengapa ada anak yang melaporkan orang tuanya, terlebih ibu kandungnya sendiri?

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menilai, pengaduan atau pemrosesan kasus antar anak dan orang tua menunjukkan adanya perubahan nilai sosial atau nilai keluarga.

Drajat mengatakan, dulu keluarga adalah basis dasar anak, namun paradigma itu cenderung berubah di mana keluarga kini sifatnya hanya sebatas tempat tinggal.

“Dulu keluarga namanya keluarga besar atau extended family sekarang bergeser menjadi keluarga-keluarga kecil,” ujarnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Alergi Makanan Tertentu?

Drajat mengatakan, dahulu ekonomi berpusat di keluarga mengingat sumber keuangan  bergerak pada sektor pertanian atau nelayan.

Di mana kemudian anak bekerja dengan orang tuanya karena tanah adalah tanah orang tua.

Kondisi ini menurut Drajat menimbulkan hubungan anak dan orang dalam bentuk hierarki di mana orang tua ditempatkan sebagai yang paling tahu dan mengerti nilai-nilai kehidupan yang kemudian merekalah yang cenderung mengatur kehidupan anaknya.

Baca juga: Mengapa Kucing Suka Berlari-lari Saat Malam Hari?

Perkembangan zaman

Seiring berkembangnya zaman, kehidupan keluarga besar seperti itu cukp berat, karena biaya hidup yang semakin berat.

Sehingga mulai muncullah keluarga-keluarga kecil di mana ekonomi dan pengetahuan tak lagi bergantung pada orang tua.

“Nah dalam hubungan itu orang tua bukan lagi menjadi hierarki, namun menjadi mitra hidup anak itu yang disebut dengan demokrasi keluarga. Jadi orang tua dan anak sejajar,” katanya lagi.

Baca juga: Mengapa Aksi Demonstrasi di Indonesia Identik dengan Bakar-bakar di Tengah Jalan?

Namun ia mengatakan adanya kasus pelaporan antar anak ke orang tua ini menurut Drajat menunjukkan bahwa otonomi anak dan demokratisasi keluarga belumlah berjalan dengan baik.

Ia menyampaikan semestinya kasus hubungan anak dan orang tua bisa diselesaikan dengan norma sosial.

"Karena pergeseran norma-norma keluarga dan norma hubungan anak orang tua yang tak mampu diselesaikan secara norma sosial, maka masuklah mereka ke dalam norma hukum," imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Semakin Bertambah Usia Lingkup Pertemanan Semakin Sedikit?

Ia mengatakan, dalam kasus seperti ini menurutnya polisi dalam mensikapi seharusnya tidak serta merta menganggap orang tua dan anak sebagai dua orang berbeda.

Namun ia mengatakan, penegak hukum sebaiknya tetap mengupayakan upaya mediasi dengan memanfaatkan nilai-nilai sosial, kultural, tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh kepada kedua belah pihak.

“Supaya ini tidak menjadi tauladan bahwa dalam keluarga penyelesaian-penyelesaian diselesaikan dengan cara hukum bukan dengan sosial dan budaya,” imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Lagu Pengantar Tidur Sering Dinyanyikan untuk Menidurkan Bayi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com