Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita Syukurikah Peningkatan Kasus Covid-19 Ini?"

Kompas.com - 12/01/2021, 07:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Lockdown itu bukan strategi utama, lockdown itu opsi. Di dalam wabah kita boleh mengambil opsi yang mana pun. Mau lockdown apa tidak? Mau lockdown yang seperti apa? Ya silahkan, dipilih yang mana," ujar Windu.

Windu menyebut Indonesia sudah memilih langkah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia. Akan tetapi, opsi ini disebutnya sebagai upaya yang tanggung dan terkesan main-main atau formalitas saja.

Kenyataannya, kasus Covid-19 belum melandai, sementara masyarakat mulai jenuh dengan kondisi pandemi yang tak kunjung terkendali.

"Sehingga apa, PSBB yang pernah kita lakukan tidak menurunkan kasus, bahkan kasus masih naik saat kita selesai PSBB," kata dia.

Windu menyebut India sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia, kini sudah mulai mengalami penurunan kurva kasus positif. Kondisi testing di sana, saat ini sudah masif, mencapai 10 persen dari total penduduk.

"Kita itu masih puncak gunung es, itu saja di Asia (jumlah kasus) kita sudah nomor dua tingginya. Padahal yang nomor satu itu (India) testing-nya luar biasa besar. Kita testing belum sampai 2 persen saja sudah nomor dua, bayangkan kalau kita testing-nya setinggi India, 10 persen?" kata dia.

"Apakah kita sudah bisa bersyukur dengan kondisi yang sekarang ini, karena kita keputusannya dulu enggak ambil lockdown? Sekarang kita mau bersyukur, saya enggak tahu, kita syukuri enggak itu?" ujar Windu.

Baca juga: Mengenal Proses Contact Tracing Pasien Corona, Bagaimana di Indonesia?

Tracing

Windu mengingatkan, dalam sebuah pandemi, kejadian luar biasa (KLB), wabah, pelacakan kasus atau tracing merupakan satu hal absolut yang harus dilakukan. 

"Salah satu ajarannya kalau ada wabah penyakit menular, strategi yang tidak boleh tergantikan, harus dilakukan, absolut, adalah mencari dan menemukan kasus, case finding," sebut dia.

Menemukan kasus tentu disesuaikan dengan jenis penyakit yang tengah berkembang, Covid-19 ini harus melalui testing yaitu PCR test dan antigen test.

Persoalannya, di Indonesia, jumlah testing yang dilakukan masih sangat rendah sehingga tidak bisa mendeteksi semua kasus yang terjadi di masyarakat.

"Kita ini sekarang belum sampai 2 persen jumlah penduduk yang kita tes, kalau dibandingkan negara-negara lain, kita itu nomor ke 150 lebih dari 200 negara lebih yang alami pandemi. Bayangkan betapa jeleknya (kuantitas tes) kita," ungkap Windu.

"10.000 kasus yang terdeteksi itu, ibarat gajah itu baru ekornya, itu seperti puncak gunung es," kata dia

Oleh karena itu, jika kapasitas tes di Indonesia ditingkatkan, angka kasus terkonfirmasi dipastikan akan lebih tinggi.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Negara yang Gratiskan Vaksin Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com