Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pfizer Tawarkan Vaksin Covid-19 kepada Relawan yang Mendapat Plasebo

Kompas.com - 02/01/2021, 16:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pfizer dan mitranya BioNTech, berencana memberi relawan yang mendapat plasebo saat uji klinis untuk mendapatkan dosis pertama vaksin pada 1 Maret 2021.

Pfizer dan BioNTech menyatakan, opsi transisi vaksin memungkinkan semua relawan yang berusia 16 tahun ke atas untuk mengetahui apakah mereka diberi plasebo atau tidak.

"Dan bagi peserta yang mengetahui bahwa mereka menerima plasebo, memiliki opsi menerima vaksin saat uji klinis dengan tetap dalam penelitian," kata perusahaan dikutip dari Reuters, Sabtu (2/1/2021).

Baca juga: WHO Izinkan Vaksin Covid-19 Pfizer untuk Penggunaan Darurat, seperti Apa Penjelasannya?

Apa itu plasebo?

Melansir Kompas.com, (16 /1/2014), plasebo adalah zat yang terlihat menyerupai obat, tetapi sebenarnya netral dan tidak memiliki efek sama sekali.

Dalam dunia medis, plasebo lebih sering digunakan dalam penelitian sebagai pembanding untuk mengetahui potensi suatu obat.

Bentuk plasebo tidak sebatas pil yang ditelan, namun dapat juga berupa suntikan. Bisa saja "obat" plasebo yang disuntikkan hanyalah air steril biasa.

Relawan uji klinis yang menerima plasebo akan mendapatkan 2 dosis vaksin yang sebelumnya disediakan.

"Dokter akan mengikuti panduan terbaru dari CDC AS dan otoritas kesehatan setempat mereka untuk menawarkan opsi transisi vaksin kepada relawan dengan cara yang diprioritaskan," tulis Pfizer-BioNTech.

Ditolak FDA

Namun, rencana itu ditolak Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS dan panel penasihat luar Pfizer-BioNTech.

Sebab hal itu dinilai dapat mempersulit pengumpulan data tentang keamanan dan efektivitas vaksin yang diperlukan untuk mendapatkan izin penuh FDA.

Baca juga: Melihat Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Telah Diumumkan, dari Pfizer-BioNTech hingga Sinovac

Efektivitas vaksin Pfizer

Sebelumnya seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (1/1/2021), pengembang vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech pada pertengahan November 2020 lalu telah merilis hasil pengujian final mereka.

Dalam laporannya, vaksin Pfizer diklaim memiliki tingkat efektivitas mencapai 95 persen.

Vaksin itu juga diyakinin aman dan dapat melindungi orang tua yang paling berisiko meninggal.

Hasil ini menempatkan vaksin Pfizer sebagai vaksin Covid-19 dengan tingkat efektivitas tertinggi.

Namun, vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu minus 75 derajat celcius, jauh di bawah kemampuan freezer standar.

Hingga saat ini, banyak negara telah memulai suntikan menggunakan vaksin Pfizer, seperti Inggris, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Kanada.

Baca juga: Menilik Perbedaan Vaksin Oxford-AstraZeneca dengan Pfizer/BioNTech, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com