Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Donor Konvalesen, Plasma Pasien Covid-19 yang Sembuh di Yogya

Kompas.com - 29/12/2020, 15:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Plasma darah penyintas infeksi Covid-19 yang disebut plasma konvalesen, diketahui bermanfaat bagi proses penanganan pasien Covid-19 yang masih dalam masa perawatan.

Berangkat dari hal itu, salah satu komunitas kemanusiaan di Yogyakarta, Sonjo, bekerja sama dengan FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito mengadakan gerakan donor plasma konvalesen yang diberi nama Sonjo Husada Konvalesen (SoHibKoe).

Inisiator komunitas Sonjo, Rimawan Pradipto menjelaskan ide untuk mengadakan donor ini muncul dari diskusi mingguan yang mereka lakukan.

Baca juga: Mengenal Terapi Plasma Konvalesen untuk Penderita Covid-19, Bagaimana Cara Kerjanya?

Komunitas Sonjo terdiri dari masyarakat dengan beragam latar belakang, terdapat anggota yang berasal dari FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito.

"Awalnya dari diskusi Sonjo Angkringan #36 yang kami laksaakan 20 Desember 2020, setelah itu kami tindak lanjuti dengan kerjasama dengan tim peneliti FK-KMK UGM, tim Pak Johan dan Pak Teguh, serta RSUP Dr. Sardjito," kata Rimawan saat dihubungi, Selasa (29/12/2020).

Setelah dirembug, Rimawan yang juga Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM mengatakan program SoHibKoe dirilis pada Minggu (27/12/2020).

Sonjo sebagai komunitas yang memiliki lebih dari 1.700 anggota di seluruh wilayah DIY menjadi pihak yang mengakomodasi pendaftaran, sementara tim dari FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito menjadi pihak yang menindaklanjuti kaitannya dengan teknis donor, persyaratan, dan sebagainya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by sonjo (@sonjo.jogja)

Syarat donor plasma

Untuk bisa menjadi pendonor plasma konvalesen, seseorang harus memenuhi kriteria tertentu, yakni:

1. Berusia antara 18-60 tahun;
2. Sudah pernah terinfeksi Covid-19 (PCR positif) dan sudah dinyatakan sembuh;
3. Tidak bergejala minimal 14 hari setelah sembuh;
4. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang diutamakan belum pernah hamil;
5. Diutamakan bagi mantan penderita Covid-19 yang ketika infeksi mengalami gejala sedang-berat.

Masyarakat yang merasa memenuhi kriteria di atas bisa mendaftarkan diri dengan cara mengisi Google Form di alamat s.id/donorplasma.

"Terkait bagaimana screening-nya, ini kami kembalikan lagi pada rekan-rekan di tim. Itu akan dihubungi langsung oleh pihak rumah sakit, mereka (pendonor) harus ada tes darah, kemudian dianalisis oleh rekan-rekan di Sardjito," jelas Rimawan.

Baca juga: Kisah Suami Istri Donasikan Plasma Darah, Selamatkan 68 Pasien Covid-19

Sejak dirilis hingga saat ini, Selasa (29/12/2020), sudah ada 8 orang yang mendaftar dan bersedia menjadi pendonor plasma konvalesen melalui progran SoHibKoe.

"Semalam (Senin, 28/12/2020) itu sudah 8 orang, sementara kalau info per kemarin untuk kebutuhan itu 3. Cuma kan yang jadi masalah, matching untuk golongan darah, dan lain sebagainya," ujar dia.

Kriteria penerima

Rimawan juga menyebutkan, tidak semua pasien Covid-19 bisa menerima sembarang donor plasma. Melainkan harus sesuai, salah satunya dari sisi golongan darah pendonor dan penerima.

Melihat keistimewaan penyintas Covid-19 yang telah memiliki plasma konvaselen, Rimawan mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif pada pasien Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com