KOMPAS.com - Terapi plasma darah atau plasma konvalesen baru-baru ini ramai diperbicangkan warganet di media sosial.
Ramainya terapi plasma darah tersebut, salah satunya setelah adanya unggahan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di media sosialnya.
Pada Jumat (4/12/2020) Ganjar mengunggah video berdurasi 1 menit 31 detik yang menampilkan sosok Dokter Hadi, sahabat Ganjar yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
"Dokter Hadi tmn gowes saya. Beliau sampaikan: ‘Mas, monggo dihimbaukan utk yg sdh sembuh covid sedekah darah utk diambil plasma konvalesennya, klo ini berhasil sptnya jauh lbh kuat dan efektif drpd vaksin mas," tulis Ganjar dalam caption video.
Baca juga: 5 Negara yang Gratiskan Vaksin Corona untuk Warganya, Mana Saja?
Dokter Hadi tmn gowes saya. Beliau sampaikan: ‘Mas, monggo dihimbaukan utk yg sdh sembuh covid sedekah darah utk diambil plasma konvalesennya, klo ini berhasil sptnya jauh lbh kuat dan efektif drpd vaksin mas.
Jika anda sembuh dr covid & ingin donor bisa daftar di sini atau DM. pic.twitter.com/C2sB6RbgXt
— Ganjar Pranowo (@ganjarpranowo) December 4, 2020
Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (5/12/2020), dalam video tersebut, dokter yang bernama lengkap dr Khairul Hadi ini memberikan informasi ihwal kondisinya yang semakin membaik selepas terapi plasma darah konvalesen di RS Moewardi sejak lima hari lalu.
"Saya sudah mendapatkan terapi plasma kovalesen dua kantong lima hari lalu. Terasanya setelah dapat terapi saya langsung mengalami perbaikan yang luar biasa meski belum sembuh total," kata dokter spesialis kulit dan kelamin di Solo itu.
Hadi, berharap agar ada lebih banyak pendonor plasma darah dari para penyintas Covid-19.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Menanjak, Apa Penyebab Masyarakat Semakin Abai Protokol Kesehatan?
Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, plasma konvalesen sudah dikenal sejak lama sebagai sebuah metode terapi.
"Pada berbagai kondisi, terutama pada situasi-situasi pandemi. Situasi di mana ada penyakit baru, kita belum banyak mengenal, maka dilakukan (terapi) dengan cara plasma konvalesen," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/12/2020).
Dia menjelaskan, terapi plasma konvalesen berpijak pada pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi, setelah sembuh akan membentuk antibodi dalam tubuhnya.
"Antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut. Nah, dari hal itu kita berusaha membantu, kalau ada orang yang sedang kena infeksi sementara orang tersebut belum punya antibodi, maka kita bantu dengan cara memberikan plasma dari orang yang sudah sembuh dari suatu infeksi," kata Tonang.
Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai
Dalam hal Covid-19, acuannya adalah penyintas penyakit itu diharapkan sudah membentuk antibodi.
Plasma penyintas Covid-19 itu kemudian diberikan kepada orang lain yang sedang menghadapi infeksi virus corona.
"Harapannya, antibodi yang diberikan melalui plasma ini tadi, membantu untuk melawan infeksi yang sedang berjalan," ujar Tonang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan