KOMPAS.com - Hari ini 17 tahun yang lalu, tepatnya 13 Desember 2003, mantan Presiden Irak Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari History, Saddam Hussein selama sembilan bulan berada dalam persembunyiannya setelah dikudeta oleh AS yang melakukan invasi ke Irak pada 20 Maret 2003.
Invasi tersebut didasari atas tudingan AS kepada pemerintahan Saddam Hussein yang dianggap menyimpan senjata kimia.
Saddam Hussein ketika itu telah menguasasi Irak selama lebih dari 20 tahun dalam jabatannya sebagai presiden. Ia terkenal sebagai diktator.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 182 Jemaah Haji Indonesia Tewas pada Kecelakaan Pesawat di Sri Lanka
Saddam lahir dari keluarga miskin di Tikrit, 100 mil dari Baghdad, pada 1937. Ia pindah ke Baghdad ketika usianya masih remaja.
Saddam kemudian bergabung dengan Partai Baath, partai yang membesarkan namanya pada 1957. Dia berpartisipasi dalam beberapa upaya kudeta di Irak, akhirnya, sang keponakan yang bernama Ahmed Hassan al-Bakr, berhasil menjadi Presiden Irak pada Juli 1968.
Hanya saja, Presiden al-Bakr dianggap sebagai boneka dari Saddam Hussein yang telah menduduki jabatan tertinggi di Partai Baath.
Sebelas tahun kemudian, Saddam Hussein mengambil alih kekuasaan, setelah al-Bakr mengundurkan diri pada 1969. Pada awal 1980-an, ia melibatkan Irak dalam perang selama delapan tahun dengan Iran.
Perang tersebut diperkirakan telah merenggut nyawa lebih dari satu juta jiwa, baik dari Irak maupun Iran.
Saddam Hussein diduga telah menggunakan agen saraf dan gas mustard pada tentara Iran selama konflik tersebut.
Lalu, dua tahun berselang, Irak kembali terlibat perang dengan Kuwait tepatnya pada 1990.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Jepang Mengebom Pearl Harbor
Invasi tersebut dilatarbelakangi oleh minimnya akses laut yang dimiliki oleh Irak sehingga tidak bisa melakukan ekspor minyak secara optimal.
Padahal, Irak saat itu sangat bergantung pada ekspor minyak untuk memulihkan perekonomian negara yang tengah memburuk usai Perang Teluk I.
Irak berhasil dipukul mundur oleh pasukan koalisi Barat. Sepanjang 1990-an, Irak mendapat sanksi berupa embargo ekonomi dari PBB.
Petaka menimpa Saddam Hussein kala pasukan AS melakukan invasi ke Negeri Seribu Satu Malam itu pada 2003.