KOMPAS.com – Pemerintah AS akan memantau kejadian Bell’s palsy atau kelumpuhan parsial pada wajah yang terjadi di antara para penerima vaksin Covid-19 dari Pfizer.
Mengutip dari CNBC, Jumat (11/12/2020), hal tersebut dilakukan setelah adanya peserta uji coba vaksin Pfizer AS yang mengalami Bells palsy.
Meski demikian, FDA menyebut, kondisi ini disebut tidak berhubungan.
“Empat kasus Bell’s palsy di antara penerima vaksin dianggap konsisten dengan tingkat latar belakang yang diharapkan dalam populasi umum dan tidak ada dasar yang jelas untuk menyimpulkan hubungan kausal saat ini,” kata FDA dalam penjelasannya, Kamis (10/12/2020).
Dr Susan Wollersheim, peninjau vaksin FDA, mencatat, data uji coba menunjukkan ada ketidakseimbangan numerik dalam kasus Bell’s palsy ini untuk disebut timbul karena vaksin.
Hal ini karena empat kasus berada pada kelompok vaksin dan tidak ada pada kelompok plasebo, namun frekuensinya tidak di atas populasi umum.
Meski demikian, FDA merekomendasikan pengawasan lebih lanjut jika vaksin nantinya diizinkan untuk penggunaan lebih luas.
Adanya kondisi Bell’s palsy pada peserta uji coba ini juga dikonfirmasi oleh seorang anggota kelompok Komite Penasehat Praktek Imunisasi (ACIP) pada Jumat (11/12/2020) yang mengonfirmasi ada kasus ‘kelumpuhan wajah’ di antara mereka yang menerima vaksin.
Baca juga: Tidak Semua Warga Dapat Vaksin Gratis, Ini Dampaknya Menurut Epidemiolog
Salah satu peserta disebut mengalami kelumpuhan tiga hari setelah penyuntikan, sementara yang lain mengalami kelumpuhan paling lambat 48 hari setelahnya.
Akan tetapi, Petugas Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Dr. Sara Oliver mengatakan, tak ada hubungan sebab akibat yang diketahui atau diharapkan antara vaksin Pfizer dan Bell’s palsy.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan