Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 182 Jemaah Haji Indonesia Tewas pada Kecelakaan Pesawat di Sri Lanka

Kompas.com - 04/12/2020, 08:32 WIB
Nur Rohmi Aida,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari ini 46 tahun yang lalu, tepatnya pada 4 Desember 1974, pesawat milik Martin Air yang mengangkut 100 lebih jemaah haji Indonesia mengalami kecelakaan.

Melansir dari Harian Kompas, 6 Desember 1974, pesawat yang berangkat dari Surabaya itu mengangkut 182 jemaah haji dan 9 awak pesawat. Mereka semua dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan.

Pesawat mengalami kecelakaan sekitar 15 menit sebelum mendarat di lapangan Internasional Bandaranaike, Kolombo, Sri Lanka, untuk mengisi bahan bakar.

Pesawat yang mengalami kecelakaan ini adalah jenis DC-8 55f, produksi McDonald Douglash tahun 1966, milik maskapai Belanda Martin Air yang disewa.

Mengutip Antara, 20 Agustus 2010, pada masa itu tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Mekkah. Sehingga, Garuda Indonesia harus mencarter maskapai lain karena armada kurang.

Kecelakaan pesawat ini adalah musibah kecelakaan terbesar kedua dalam sejarah dunia selama tahun itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presenter Kuliner Bondan Winarno Maknyus Tutup Usia

Tilak de Zoysa, seorang petani teh di daerah lokasi kecelakaan, mengaku mendengar ledakan saat peristiwa terjadi.

Ia kemudian bergegas keluar dari bungalownya yang berjarak sekitar 180 meter dan melihat pesawat itu hancur berkeping-keping.

Ia menyebut puncak perbukitan yang ditabrak oleh pesawat adalah kawasan yang belum pernah dicapai orang sebelumnya.

Adapun Peerkhan Seiyadu, seorang keturunan Afghanistan dan India yang tinggal di Srilanka, 36 tahun kemudian usai kejadian tersebut bercerita, saat itu pukul 8 malam waktu Srilanka ia melihat pesawat terbang terlalu rendah dari arah timur dan terlihat hendak menghindari tebing tinggi yang berselimut kabut.

“Terlambat, tebing tinggi itu tak bisa dihindari. Pesawat itu menabrak tebing, lalu memercikkan api, hancur berkeping-keping,” kisah Sieyadu kepada Antara.

Ia menyebut tak ada satu pun korban ditemukan dalam keadaan utuh kecuali jenazah pramugari Belanda yang kondisi tubuhnya sudah sangat mengkhawatirkan.

Baca juga: Kemenag Siapkan Tiga Skenario Terkait Pelaksanaan Ibadah Haji 2021

Dikutip dari Kompas.com, 4 Desember 2011, Duta Besar Sri Lanka saat itu Djafar Hussein menyampaikan lokasi kecelakaan berada di puncak perbukitan yang belum pernah dicapai manusia sebelumnya.

Kecelakaan tersebut disertai ledakan, sehingga sebagian besar bagian tubuh jenazah tidak berhasil dikumpulkan.

Para korban kecelakaan pesawat itu terdiri dari 111 warga Blitar, 16 warga Lamongan, 49 warga Sulawesi Selatan, 2 warga Surabaya, dan 3 warga Kalimantan Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com