Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Banjir, Ini Cara Bertahan dan Pertolongan Korban Tenggelam

Kompas.com - 07/12/2020, 14:45 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Tidak hanya pohon, Jabrik mengatakan cara serupa juga bisa diterapkan pada lemari tinggi atau atap rumah. Tujuannya adalah untuk sesegera mungkin keluar dari air.

"Karena di air ini, badan kita ini selama 10 menit itu akan menyesuaikan dengan suhu air. Sehingga kita akan kedinginan kalau kita terus berada di air," ujar dia.

Jabrik mengatakan, apabila tubuh mengalami kedinginan, maka ada bahaya lain yang mengintai, yakni hipotermia. Sebab hipotermia bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran.

Baca juga: Penanganan dan Pencegahan Kram Ketika Berenang

Menyelamatkan korban tenggelam

Di sisi lain, untuk menyelamatkan korban yang tidak bisa berenang dan tenggelam saat diterjang banjir, Jabrik mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Pertama adalah prinsip safety first atau keselamatan penolong. Seorang penolong harus memastikan dirinya aman atau selamat, sebelum memutuskan untuk menolong korban. 

Kedua, berusaha agar tidak meninggalkan pijakan atau daratan. Artinya, pertolongan diberikan dengan menggunakan barang-barang yang bisa dijangkau dan digunakan korban untuk keluar dari air, seperti tongkat, tali, galon air, botol plastik, dan bahkan jaket.

"Jangan sampai kita ini meninggalkan daratan, meninggalkan pijakan. Misalnya kalau pakai tangan itu sampai, ya kita sahut saja (korban) pakai tangan kita. Kalau enggak, kita copot jaket kita terus kita bantu. Jangan buru-buru untuk loncat ke air," kata Jabrik.

Jika harus masuk ke air

Namun, apabila memang penolong harus masuk ke air untuk menyelamatkan korban, maka ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.

"Dengan catatan kita (penolong) siap. Kita meloncat ke air banjir itu tidak seperti orang loncat mau start renang, tapi pandangan mata itu harus selalu mengawasi ke arah korban. Sehingga kita enggak kehilangan arah, enggak kehilangan korban," kata Jabrik.

Kemudian, saat berenang mendekati korban gunakan gaya renang seefektif mungkin. Jabrik mengatakan, gaya apapun tidak masalah asalkan bisa menjangkau korban dengan cepat.

"Jika sudah kontak fisik dengan korban, lihat dulu ya. Korban itu ada tiga, korban yang panik, korban yang lelah, dan ada korban yang tidak sadar," kata Jabrik.

Baca juga: Jenis dan Langkah-Langkah Melakukan Pertolongan Korban Tenggelam

Dia mengatakan, masing-masing penanganan korban itu berbeda. 

  • Korban yang tidak sadarkan diri bisa langsung dievakuasi menuju daratan
  • Korban yang lelah biasanya masih bisa diajak berkomunikasi atau bekerja sama. Penolong perlu meyakinkan korban yang lelah bahwa mereka akan ditolong, dan agar mereka tidak merangkul penolong terlalu erat, karena bisa menyebabkan penolong sulit bernapas. 
  • Korban yang panik adalah korban yang meronta-ronta dan tubuhnya tidak terkendali karena berusaha mencari udara. Korban jenis ini harus ditenangkan terlebih dahulu dengan cara penolong masuk ke dalam air dan menelikung tangan korban hingga menempel ke punggung. Secara otomatis, korban akan telentang dan bisa menghirup udara lagi, lalu dibawa menuju daratan.

Selain itu, Jabrik mengingatkan, saat menolong korban tenggelam selalu posisikan korban sedemikian rupa agar air ways atau jalur menghirup udara berada di atas air.

"Jadi diposisikan telentang ya. Mulut dan hidung ini harus selalu terbuka," jelas Jabrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com