KOMPAS.com - Dunia kini mulai melihat secercah harapan untuk mengalahkan pandemi virus corona setelah sejumlah kandidat vaksin diklaim memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.
Bahkan, diberitakan AP pada Sabtu (5/12/2020), Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebrheyesus mengatakan masyarakat kini sudah bisa mulai memimpikan akhir dari masa pandemi Covid-19.
Kendati demikian, para ilmuwan di dunia masih terus mengungkap misteri terkait virus yang pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, China, itu dengan sejumlah penelitian.
Penelitian ini sangat penting untuk menjadi landasan pemerintah dalam mengambil kebijakan, serta pembuatan obat dan vaksin Covid-19.
Baca juga: Pemerintah Resmi Tetapkan 6 Jenis Vaksin untuk Vaksinasi Covid-19
Berikut 3 studi terbaru terkait virus corona yang baru-baru ini diungkap para ilmuwan:
Pria disebut memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19, cenderung lebih parah serta lebih mungkin untuk meninggal.
Baru-baru ini, ilmuwan menemukan bukti kuat mengenai klaim tersebut.
Disebutkan hormon seks atau steroid reproduksi wanita, seperti estrogen dan progesteron, kemungkinan memiliki peran perlindungan terhadap virus corona melalui sifat anti-inflamasi serta efeknya pada sistem kekebalan tubuh.
Studi baru ini juga menyoroti bukti yang menunjukkan, hormon seks wanita mendorong perbaikan sel paru-paru setelah infeksi virus corona dan bahkan menghambat reseptor ACE2, yang digunakan virus SARS-CoV-2 untuk memasuki sel inang.
Badai sitokin yang muncul saat terinfeksi virus corona juga dapat dicegah oleh hormon seks wanita.
Baca juga: Peneliti Ungkap Alasan Pria Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan