Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Kritik Inggris karena Dianggap Terburu-buru Setujui Vaksin Covid-19

Kompas.com - 04/12/2020, 20:20 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Badan itu menyatakan akan memutuskan pada 29 Desember 2020, apakah akan memberi otorisasi sementara vaksin dari pembuat obat AS Pfizer Inc dan mitranya dari Jerman BioNTech SE.

Seorang juru bicara Komisi Eropa, eksekutif Uni Eropa, mengatakan, prosedur EMA adalah mekanisme regulasi yang paling efektif untuk memberikan akses semua warga negara UE mendapatkan vaksin yang aman dan efektif karena didasarkan pada lebih banyak bukti.

Country Manager Pfizer Inggris, Ben Osborn pun ikut memberikan tanggapan.

"Kami telah menyediakan paket data lengkap, data tidak buta, kepada kedua regulator. Menurut saya, yang Anda lihat hanyalah perbedaan dalam proses dan garis waktu yang mendasarinya, bukan perbedaan dalam pengiriman data," ujar dia.

June Raine, Kepala Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA), menilai, cara kerja MHRA sama dengan semua standar internasional.

"Kemajuan kami sepenuhnya bergantung pada ketersediaan data dalam tinjauan bergulir kami dan penilaian ketat kami serta saran independen yang kami terima," kata dia.

Baca juga: Akibat Salah Tes, 1.300 Orang di Inggris Dinyatakan Positif Covid-19

Prosedur darurat

EMA memulai tinjauan atas data awal dari uji coba Pfizer pada 6 Oktober 2020.

Prosedur darurat bertujuan untuk mempercepat kemungkinan persetujuan, yang biasanya membutuhkan setidaknya 7 bulan sejak penerimaan data lengkap.

Regulator Inggris meluncurkan tinjauan bergulirnya pada 30 Oktober 2020, dan menganalisis lebih sedikit data daripada yang tersedia untuk EMA.

"Idenya bukanlah menjadi yang pertama tetapi untuk memiliki vaksin yang aman dan efektif," ujar Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn.

Mengenai prosedur darurat yang digunakan oleh Inggris, dia menilai, negara-negara UE telah memilih prosedur yang lebih menyeluruh untuk meningkatkan kepercayaan terhadap vaksin.

"Jika Anda mengevaluasi hanya sebagian data seperti yang mereka lakukan, mereka juga mengambil risiko minimum," kata mantan Kepala EMA, Guido Rasi, kepada sebuah radio Italia.

"Secara pribadi saya mengharapkan tinjauan yang kuat dari semua data yang tersedia, yang belum dilakukan oleh Pemerintah Inggris untuk dapat mengatakan bahwa tanpa Eropa, Anda yang diutamakan," ujar dia.

Baca juga: NHS Inggris Lakukan Uji Tes Darah untuk Deteksi Lebih dari 50 Jenis Kanker

Rencana vaksinasi

Dikutip dari CNN, Kamis (3/12/2020), Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan, Inggris akan mulai meluncurkan vaksin tersebut pekan depan.

Setiap penerima vaksin Pfizer dan Biontech membutuhkan dua dosis dan akan ditetapkan sesuai dengan prioritas klinis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com