Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2020: Tema dan Sejarahnya

Kompas.com - 01/12/2020, 11:25 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Asal-mula kemunculan virus ini masih belum jelas, tetapi pertama kali diidentifikasi di Amerika Serikat pada 1981 di antara pria gay.

Karena virus menyebar melalui pertukaran cairan tubuh, pria gay yang melakukan seks anal dan oral tanpa kondom memiliki risiko tinggi untuk tertular virus.

Namun tidak hanya gay, orang-orang dari jenis kelamin, usia, atau orientasi seksual apa pun dapat juga terinfeksi virus ini.

Di banyak wilayah di dunia, wanita muda dengan orientasi heteroseksual, secara statistik, memiliki kemungkinan besar untuk tertular HIV. Tingkat infeksi yang tinggi juga berhubungan erat dengan pengguna narkoba dan pekerja seks.

Sejak pertama kali teridentifikasi, HIV dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan menjadi salah satu epidemi terburuk dalam sejarah umat manusia. 

Baca juga: Perjalanan Infeksi HIV dalam Tubuh Manusia

HIV/AIDS di Indonesia

Dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, 7 Maret 2020, Ketua Panli HIV AIDS PIMS, Samsuridjal Djauzi mengatakan, kasus HIV pertama di Indonesia teridentifikasi pada 1986.

Pada tahun itu, ada laporan kasus seorang perempuan Indonesia di sebuah rumah sakit yang menderita HIV. Kemudian pada 1987 di Bali, terdapat seorang wisatawan asal Belanda yang meninggal karena HIV.

“Dari situlah mulai kasus meningkat, dan biasanya adalah pasien datang dalam keadaan sakit berat, sudah dalam infeksi oportunistik entah itu TBC, infeksi otak, entah penyakit lain, kemudian diperiksa HIV dan diketahui positif,” kata Djauzi.

Untuk memutus mata rantai penularan HIV, pemerintah telah mencanangkan Three Zero yang ditargetkan tercapai pada 2030.

Dengan cara, antara lain tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Pada 2017, pemerintah telah mencanangkan strategi Fast Track 90-90-90 yang meliputi beberapa langkah, yaitu:

  • 90 persen orang mengetahui status HIV melalui tes atau deteksi dini
  • 90 persen dari ODHA yang mengetahui status HIV memulai terapi ARV
  • 90 persen ODHA dalam terapi ARV (antiretroviral) berhasil menekan jumlah virusnya

Baca juga: Pencegahan dan Hal yang Tidak Menularkan HIV/AIDS

Strategi tersebut diharapkan dapat mengurangi kemungkinan penularan HIV, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Pemerintah juga telah melakukan akselerasi terapi ARV, dengan target pada 2020, sebanyak 258.340 ODHA bisa mendapat terapi ARV.

Dari target tersebut, baru 50 persen atau 17 provinsi yang telah mencapai target ODHA on ART, yaitu Aceh, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Babel, Jabar, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng, Sulut dan Gorontalo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com