Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawa Tengah Laporkan Kasus Corona Harian Tertinggi, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 30/11/2020, 14:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Provinsi Jawa Tengah mengalami tren lonjakan kasus infeksi virus corona dalam beberapa hari terakhir. 

Bahkan dalam update pada hari Minggu (29/11/2020), kasus terbanyak berasal dari Jawa Tengah.

Mengacu data Satgas Covid-19, total kasus baru yang berjumlah 6.267 kasus di Indoensia pada hari Minggu kemarin, sebanyak 2.036 kasus di antaranya dilaporkan dari Jateng

Baca juga: Sebaran 6.267 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi di Jawa Tengah

Apa penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Jateng? 

Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto menyebutkan angka kasus Covid-19 yang tinggi di Jateng bisa dipicu oleh sejumlah faktor.

Mulai dari mobilitas masyarakat, liburan panjang, lemahnya kedisiplinan masyarakat, hingga jumlah tes yang meningkat.

"Paling mudah diduga ya memang banyak mobilitas penduduk terkait liburan, maupun beberapa kegiatan yang mengumpulkan massa. Di luar itu, memang kedisiplinan kita menjalankan 3M semakin kendor," kata Tonang saat dihubungi Senin (30/11/2020).

Jumlah tes meningkat

Namun, di sisi lain Tonang menyebut jumlah tes PCR di Jawa Tengah menurut dia terjadi peningkatan, sehingga kasus terkonfirmasi pun semakin meningkat.

"Khusus untuk Jawa Tengah, selain faktor liburan dan longgarnya disiplin 3M, juga karena pencapaian kapasitas PCR per hari (yang meningkat)," ucap ahli patologi klinis ini.

Tonang merinci, sejak pekan kedua November, kapasitas PCR Jawa Tengah sudah berhasil mulai melewati batas minimal.

Posisinya sekitar 1.416 orang per 1000 penduduk per pekan.

"Maka tanggal 13 November 2020, terjadi lonjakan di Jateng, peringkat pertama se-Indonesia. Tanggal 27 hanya sedikit di bawah DKI, tanggal 29 menjadi tertinggi lagi," lanjut dia.

Baca juga: Jokowi Soroti Kenaikan Drastis Kasus Covid-19 di Jawa Tengah dan DKI Jakarta

Meskipun jumlah tes yang tinggi menurut dia akan berimplikasi pada melonjaknya laporan kasus infeksi positif harian, Tonang menyebut agresifitas pelaksanaan tes PCR harus terus dipertahankan.

"Melihat ini, tentu tidak berarti kapasitas PCR boleh diturunkan lagi, justru harus dipertahankan dan ditingkatkan agar seperti DKI yang mencapai 6 ribuan (tes) per 1000 penduduk per pekan," ungkapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com