Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pembukaan Sekolah, Menentukan Keputusan Terbaik di Tengah Situasi Sulit...

Kompas.com - 26/11/2020, 06:17 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Dihubungi secara terpisah, epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman, kurang setuju dengan kebijakan tersebut.  

"Memang benar bahwa situasi anak-anak yang tidak sekolah akan mengganggu dan tentu merugikan mereka. Tentu proses pendidikan yang baik optimal ideal ya tatap muka. Tapi ingat itu jika kondisinya normal jika tidak ada pandemi," kata Dicky.

Dengan situasi dunia yang sedang tidak normal ini, lanjut dia, masyarakat harus bisa menyesuaikan diri. 

"Jadi tidak bisa dipaksakan, tidak bisa dibandingkan dengan kondisi normal.
Kalau mau dipercepat, ya percepatlah, optimalkanlah strategi pengendalian di daerah dengan testing, tracing, treatment atau 3T dan 3M," kata Dicky.

Dia mengatakan, langkah 3T (testing, tracing, treatment) dan 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) harus dikedepankan. Hal itu penting untuk pengendalian kasus Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menentukan kriteria sekolah yang diizinkan dibuka. Kriteria utama, seperti disampaikan Dicky, adalah test positivity rate di bawah 5%. 

Dicky juga berharap keputusan pembukaan sekolah atau pembelajaran tatap muka tidak diserahkan kepada orangtua atau daerah saja.

Hal ini merupakan tanggung jawab bersama karena wabah virus corona merupakan bencana nasional.

"Jadi pemerintah pusat bertanggung jawab memfasilitasi dan mendukung pemerintah daerah memastikan daerah tidak salah mengambil keputusan. Jangan mengulang kesalahan lagi," ujar Dicky.

Jika suatu daerah atau negara ingin membuka sekolah, menurut Dicky pengendalian Covid-19 harus dituntaskan terlebih dahulu.

"Kapan bisa dibuka tergantung daerah itu sendiri, makin cepat mereka merespons dengan tepat, makin cepat sekolah dibuka," kata dia.

Baca juga: Asal Penerapan Protokol Kesehatan Diperhatikan Sekolah, Saya Tidak Masalah Belajar Tatap Muka

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com