Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Kuno Pemujaan Kaisar Berusia 1.500 Tahun Digali di China Utara

Kompas.com - 21/11/2020, 13:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Arkeolog di Wilayah Otonom Mongolia, China Utara telah menggali sebuah situs pemujaan kekaisaran berusia 1.500 tahun yang menyerupai Kuil Surga di Beijing. 

Melansir Xinhua, (30/11/2020), situs tersebut adalah tempat di mana Kaisar Xiaowen dari Dinasti Wei Utara (386-557) berdoa.

Menurut Deputi Kepala Institut Penelitian Regional untuk Relik Budaya dan Arkeologi Zhang Wenping, situs ini merupakan bagian dari reruntuhan di Gunung Daqing di wilayah Wuchuan, ibu kota Hohhot.

Zhang mengungkapkan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka melakukan penggalian pada situs pemujaan dari Dinasti Wei Utara.

"Meskipun ada banyak catatan sejarah yang berhubungan dengan situs pemujaan kekaisaran di Dinasti Wei Utara, tidak ada situs yang ditemukan sebelumnya," kata dia. 

Baca juga: Arkeolog China Temukan Pemandian Kuno Dinasti Tang Berusia 1.100 Tahun

 

Reruntuhan tersebut ditemukan pada tahun 1980-an, tetapi tidak dilakukan penggalian hingga tahun 2019.

Melansir China Daily, (4/11/2020), dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat lokal telah bercocok tanam di sekitaran situs. Kondisi ini pun semakin menjadi penyebab kerusakan situs.

Oleh karena itu, dinilai perlunya dilakukan tindakan secepat mungkin untuk mengklarifikasi dan melindungi situs tersebut dengan tepat.

Menurut pihak berwenang di wilayah tersebut, pertimbangan itu tidak terlepas dari pentingnya situs ini bagi wilayah setempat.

Temuan tulang dan tembikar

Selama penggalian, sebuah bangunan berbentuk lingkaran dengan diameter dalam sebesar 15,5 meter ditemukan.

Adapun struktur luar terdiri atas dua platform, di mana petugas dan jenderal berdiri saat kaisar tengah berdoa.

Selain itu, dikeluarkan pula tulang-tulang kuda dan kambing, yang diyakini telah dikorbankan.

Tembikar, batu, dan besi yang digunakan untuk beribadah ditemukan selama penggalian.

Situs ini menutupi area dengan luas sekitar 10.000 meter persegi. Tim arkeolog China telah mengevakuasi lebih dari 1.300 meter persegi dari situs aslinya.

Hasil penggalian tersebut membantu para arkeolog untuk secara lebih lanjut menentukan bentuk umum maupun struktur dari situs tersebut. 

Baca juga: Penemuan Peti Mati Kuno di Mesir, Berisi Mumi Bangsawan hingga Pendeta

Lebih tua dari Kuil Surga

Berdasarkan hasil penggalian, diperkirakan bahwa situs ini lebih tua dari Kuil Surga di Beijing yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911).

"Langkah selanjutnya adalah mengetahui situasi dan layout dari beberapa bagian spesifik dari situs ini," kata Zhang.

Mengutip Global Times, 29 Oktober 2020, dokumen sejarah menunjukkan bahwa Kaisar Xiaowen mengunjungi tempat tersebut untuk upacara penyembahan Surga di tahun 494 sebelum berpindah ke ibu kota negara.

Para arkeolog China memperkirakan, situs tersebut menjadi tempat di mana kaisar melakukan pemujaan dan digunakan antara tahun 430 dan 490.

Baca juga: Mesir Temukan 100 Peti Mati Berisi Mumi yang Terkubur 2.500 Tahun Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com