Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Vaksin Corona yang Efektivitasnya Diklaim Mencapai 90 Persen

Kompas.com - 21/11/2020, 13:30 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Perusahaan Moderna Inc mengklaim kandidat vaksinnya mempunyai efektivitas 94,5 persen, berdasarkan data awal uji klinis fase tiga.

"Analisis sementara yang positif dari studi tahap tiga kami telah memberi validasi klinis pertama bahwa vaksin dapat mencegah penyakit Covid-19, termasuk penyakit parah," ujar CEO Moderna dikutip dari CNBC, 16 November 2020.

Analisis tersebut mengevaluasi 95 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di antara 30.000 peserta uji coba.

Sebanyak 90 kasus yang diamati merupakan kelompok plasebo, yang dibandingkan dengan 5 kasus pada kelompok penerima dua dosis vaksin.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19

Selain itu, Moderna menyebut tidak ditemukan masalah keamanan yang signifikan pada vaksinnya.

Secara umum, vaksin aman dengan sebagian efek samping yang dapat ditoleransi dengan kategori ringan atau sedang.

Efek sampingnya seperti nyeri di lokasi suntikan, kelelahan, nyeri otot, dan sakit kepala.

Untuk diketahui, perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts ini bekerja sama dengan National Institues of Health mengembangkan vaksin corona bernama mRNA-1273.

Vaksin bergantung pada penyuntikan potongan materi genetik virus, mRNA, ke dalam sel manusia.

Baca juga: Vaksinasi Mundur Desember, Ini Update Uji Klinis Vaksin di Bandung

3. Gamaleya

Vaksin Sputnik V Rusia yang dikembangkan Gamaleya Center, juga mengklaim keefektifan vaksinnya mencapai 92 persen.

Vaksin terbukti manjur di antara sekelompok sukarelawan yang menjadi bagian dari uji coba fase tiga.

Kendati begitu, laporan awal kemanjuran vaksin Sputnik V belum dipublikasikan dalam jurnal medis yang ditinjau sejawat.

Baca juga: Saat Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V Kloter Pertama...

Sebagai tambahan informasi, Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan dan menyetujui vaksin virus corona.

Gamaleya mengembangkan vaksin vektor virus menggunakan versi lemah adenovirus penyebab flu biasa utuk memperkenalkan lonjakan protein virus SARS-CoV-2 ke tubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com