Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Fenomena Halo Matahari di Surabaya, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 16/11/2020, 09:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena matahari cincin atau halo matahari terpantau di Surabaya, Jawa Timur pada, Minggu (15/11/2020).

Fenomena ini sempat diabadikan oleh salah satu warganet di media sosial Twitter.

Baca juga: Viral, Cerita Pria di Jawa Timur yang Depan Rumahnya Selalu Dipenuhi Parkir Mobil yang Tak Dikenal

Baca juga: Ramai Fenomena Disebut Lintang Kemukus, Ini Penjelasan Lapan

Terjadinya fenomena halo matahari di Surabaya juga dibenarkan oleh astronom amatir, Marufin Sudibyo.

"Ya betul ada kawan yang ngirimi (foto) dari Surabaya," kata Marufin saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Marufin mengatakan, berdasarkan penuturan kawannya, fenomena matahari cincin itu teramati sekitar pukul 09.00 WIB hingga setengah jam setelahnya.

"Di Gresik juga dilaporkan terlihat. Kalau dari tempat lain belum ada laporan," kata Marufin.

Baca juga: Ramai soal Latihan Terbang Malam di Langit Yogyakarta-Klaten, Ini Penjelasan TNI AU

Terjadinya halo matahari

Halo Matahari di atas langit Tegal, Banyumas hingga Kebumen Halo Matahari di atas langit Tegal, Banyumas hingga Kebumen

Marufin mengatakan, fenomena halo matahari sejatinya bukan fenomena langit, karena sejatinya terjadi dalam atmosfer Bumi saja.

Halo Matahari terjadi karena pembiasan cahaya Matahari oleh awan tinggi tipis yang disebut awan Cirrus.

Terutama bila awan itu mengandung butir-butir es mikro berstruktur heksagonal lempeng.

"Jadi proses pembentukan halo matahari mirip dengan pelangi. Hanya pada pembentukan pelangi, posisi Matahari ada di belakang kita sementara tetes-tetes hujan ada di depan kita," kata Marufin.

Baca juga: Fenomena Topi Awan yang Terjadi Serentak di 4 Gunung, Ada Apa?

Dia mengatakan, berkas cahaya matahari dibiaskan oleh tetes-tetes air hujan itu lalu dipantulkan sempurna sehingga arahnya berkebalikan dibanding arah datangnya cahaya matahari.

"Proses itu membentuk busur cahaya setengah lingkaran yang dilengkapi komponen warna pelangi," ujar dia.

Sementara pada halo matahari, awan dan matahari ada di depan kita. Cahaya matahari dibiaskan butir-butir es dalam awan tanpa dipantulkan lagi.

"Sinar hasil pembiasan nampak sebagai lingkaran bercahaya putih (bila awannya sangat tipis) atau bahkan lingkaran bercahaya pelangi (jika awannya sedikit lebih tebal). Pusat lingkaran persis berimpit dengan posisi matahari dan diameter lingkarannya sebesar 22 derajat," kata Marufin.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Durasi halo matahari

Marufin menyebut, halo matahari sering terbentuk di kawasan yang sedang dinaungi awan Cirrus, sementara kedudukan matahari setempat ada di sekitar titik kulminasi atasnya.

Secara sederhana, Marufin mengatakan, halo matahari sering terlihat pada tengah hari.

Sementara itu, durasi ketampakan halo matahari tergantung posisi Matahari dan dinamika awan Cirrus itu sendiri.

"Ada yang berjam-jam, ada pula yang singkat saja," imbuh dia.

Baca juga: Viral, Video Batu Hitam Disebut Meteor Jatuh dari Langit hingga Timpa Rumah Warga

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waktu yang Tepat untuk Berjemur Di Bawah Sinar Matahari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com