Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Eta Hantam Amerika Tengah, Lebih dari 100 Orang Dilaporkan Tewas

Kompas.com - 07/11/2020, 10:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badai tropis tengah bermunculan dalam beberapa pekan terakhir. Selain Goni yang melanda Filipina pekan lalu, ada badai Eta yang menghantam sejumlah negara di Amerika Tengah sejak Selasa (3/11/2020).

Badai ini pertama kali menghantam Nikaragua dengan kecepatan 241 km/jam atau masuk dalam badai kategori 4, sebelum melemah menjadi depresi tropis yang menyebabkan hujan deras di wilayah Honduras dan Guatemala.

Selain mendatangkan angin kencang dan hujan deras, badai ini juga dilaporkan memakan lebih dari 100 korban jiwa di kawasan tersebut.

Dikutip dari Reuters, Jumat (6/11/2020), korban tewas di Amerika Tengah akibat badai ini melonjak. Pasukan militer Guatemala dikerahkan untuk penyelamatan di kawasan desa terpencil area pegunungan, tempat di mana hujan lebat dan tanah longsor terjadi.

Desa itu bernama Queja yang terletak di bagian tengah Alta Verapaz.

Baca juga: Setelah Diterjang Topan Goni, Filipina Dilewati Badai Atsani

Juru bicara militer Guatemala, Ruben Tellez, melaporkan data awal ada 100 orang tewas dari desa yang hancur itu dan sekitar 150 rumah tertimbun material longsoran.

Dari foto-foto yang beredar, bukit hijau yang ada di desa itu longsor dan memuntahkan tanah lumpur berwarna cokelat.

Di wilayah lain, masih di Guatemala, banyak perahu-perahu penyelamat membawa penduduk yang terjebak banjir.

Petugas penyelamat pun tampak sibuk menggendong anak-anak di punggung mereka melintasi banjir yang setinggi pinggul orang dewasa.

Menyikapi kondisi bencana itu, Presiden Guatemala Alejandro Giammattei memperkirakan jumlah korban tewas bisa melonjak lebih tinggi lagi.

Khusus untuk warga yang hilang di Desa Queja, Giammattei memperkirakan jumlahnya bisa lebih dari 150 orang.

Operasi penyelamatan yang dilakukan oleh pihak Honduras dan Guatemala juga terhambat cuaca buruk yang masih terjadi, serta rusaknya jalan dan jembatan akibat bencana hidrometeorologi.

Baca juga: BMKG Prediksi Ada Siklon Tropis Kuat Lintasi Laut China Selatan, Apa Dampaknya?

Oleh karena itu, petugas tidak punya pilihan lain selain mengoperasikan helikopter dan kapal cepat untuk menyelammatkan warga yang terjebak di atap rumah akibat banjir.

"Kami memiliki banyak warga yang terjebak yang belum dapat kami jangkau,” kata dia.

Disebutkan, sekitar 4.000 orang telah berhasil diselamatkan, namun masih banyak warga lain yang terjebak di atap rumah mereka dan tidak memiliki stok makanan.

Badai Eta ini merupakan badai terdahsyat yang menghantam Amerika Tengah dalam beberapa tahun terakhir.

“Ini adalah badai terburuk yang pernah dialami Honduras dalam beberapa dekade. Kerusakannya pasti akan signifikan,” kata perwakilan UNICEF di Honduras, Mark Connolly.

Ia memperkirakan sekitar 1,5 juta anak di sana akan terkena dampak dari badai yang terjadi.

Baca juga: Siklon, Badai, dan Topan, Apa Bedanya?

Di negara lain, misalnya Guatemala, Nikaragua, dan Kosta Rika, angin kencang juga hujan lebat juga merusak ribuan rumah dan memaksa warga untuk tinggal di pengungsian.

Dua orang pekerja tambang dilaporkan tewas di Nikaragua, jumlah yang sama juga terjadi di Kosta Rika akibat tanah longsor.

Sementara di Panama, ada 5 orang, 3 di antaranya anak-anak, yang dilaporkan tewas akibat banjir.

Pada Jumat siang, badai berada di lepas pantai Belize dan menuju ke Laut Karibia dan mengarah ke Kuba dan Florida akhir pekan ini, kata Pusat Badai Nasional (NHC) AS.

Tapi sisa-sisa badai Eta akan terus menghantam sebagian Amerika Tengah berupa bencana banjir bandang yang mengancam jiwa.

Banjir bandang juga dimungkinkan akan terjadi di Jamaika, Meksiko tenggara, Kepulauan Cayman, dan Kuba, NHC menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com