Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ini Temukan Delirium Bisa Jadi Penanda Awal Covid-19, Khususnya pada Lansia

Kompas.com - 06/11/2020, 14:52 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya (UOC) menemukan bahwa delirium menjadi salah satu gejala awal infeksi Covid-19, khususnya pada kelompok lanjut usia (lansia).

Dikutip dari EurekAlert, Rabu (4/11/2020), penyakit delirium adalah gejala mental serius yang membuat penderitanya mengalami kebingungan parah dengan kesadaran yang berkurang.

Temuan ini menjadi kesimpulan utama yang diambil dari tinjauan penelitian ilmiah tersebut.

Studi ini menyoroti hilangnya indera perasa dan penciuman dialami pasien bersamaan dengan sakit kepala yang terjadi sebelum gejala batuk dan sesak napas. Beberapa pasien juga mengalami delirium.

"Delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi," kata peneliti Javier Correa dalam laporan studinya.

"Kita perlu waspada, karena seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan mungkin merupakan indikasi infeksi," kata dia.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy ini menyoroti kaitan virus SARS-CoV-2 dengan otak sebagai sistem saraf pusat.

Hasilnya, peneliti menemukan adanya indikasi bahwa virus corona juga memengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan perubahan neurokognitif seperti sakit kepala dan delirium.

"Penyebabnya mungkin di antara tiga hal. Kurangnya pasokan oksigen pada otak, peradangan jaringan otak akibat badai sitokin, dan fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk mengalir di dalam darah yang bisa menuju otak," kata Correa.

Dia menekankan, salah satu dari tiga faktor ini berpotensi menyebabkan delirium.

Baca juga: Perkembangan Terkini Kasus Virus Corona di Eropa

Apa itu delirium?

Melansir Healthline, delirium adalah perubahan tiba-tiba pada otak yang memicu kebingungan, dan berkurangnya kesadaran.

Delirium kerap membuat penderitanya kesulitan berpikir, mengingat, tidur, dan memerhatikan berbagai hal.

Delirium umumnya bersifat sementara. Pada beberapa kasus, delirium juga dipicu oleh upaya berhenti konsumsi minuman beralkohol, prosedur operasi, dan demensia.

Masih dari sumber yang sama, delirium terdiri atas empat jenis yaitu:

  • Delirium tremens, bentuk parah dari kondisi yang dialami orang-orang yang berusaha berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Delirium hiperaktif, ditandai dengan sikap sangat waspada dan tidak kooperatif.
  • Delirium hipoaktif, kondisi yang membuat penderita lebih sering tertidur dan lalai dari tugas sehari-hari.
  • Delirium campuran, kombinasi delirium hiperaktif dan hipoaktif yang terjadi secara bergantian.

Baca juga: Peneliti Lakukan Studi Terkait Varian Gen Pengaruhi Tingkat Infeksi Corona

Penyebab delirium

Delirium umumnya disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia, yang dapat mengganggu fungsi otak. Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat mengganggu bahan kimia di otak.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com