KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali pelaksanaan ibadah umrah secara bertahap mulai 4 Oktober 2020.
Sebelumnya, pelaksanaan umrah ditangguhkan sejak awal Maret 2020 karena adanya pandemi virus corona yang menyebar di hampir semua negara di dunia.
Dalam pembukaan ibadah umrah, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengungkapkan, ada 4 tahap yang harus dilakukan calon jemaah.
Untuk tahap 1, pembatasan kapasitas jemaah maksimal 6.000 orang, tahap 2 sebanyak 15.000 jemaah diizinkan untuk melakukan ibadah umrah atau setara dengan 75 persen kapasitas normal.
Selanjutnya, untuk tahap 3 akan dimulai pada 1 November 2020 dengan kuota 100 persen bagi jemaah luar Saudi dari negara yang dinilai tak berisiko secara kesehatan.
Adapun tahap 4 memungkinkan jemaah luar negeri dapat beribadah umrah, tetapi saat ini waktunya belum ditentukan.
Baca juga: Masjidil Haram Buka Lagi Usai Tutup 7 Bulan, Kuota Umrah Naik Jadi 15.000
Ketua Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Zaki Zakariya mengatakan, apabila izin mengirimkan jemaah umrah sudah diberikan, pihaknya menyebut ada potensi kenaikan biaya umrah di masa pandemi.
"Sudah bisa dipastikan umrah di masa pandemi akan ada potensi kenaikan harga, baik untuk jemaah waiting list (yang mendaftar sebelum pandemi) maupun bagi jemaah baru," ujar Zaki saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/10/2020).
Menurut Zaki, hal ini berkaitan dengan semua perubahan biaya karena pandemi Covid-19, misalnya kenaikan pajak baru sebesar 15 persen di Arab Saudi.
Selain itu, lonjakan biaya juga dipengaruhi adanya protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Di antaranya karena adanya biaya uji PCR Covid-19 yang dilakukan sebelum dan setelah melaksanakan umrah, perlunya karantina sebelum berangkat, kamar di hotel yang hanya boleh diisi maksimal 2 orang, dan bus yang hanya boleh diisi sebanyak 40 persen atau maksimal 21-22 orang.
Zaki menambahkan, potensi kenaikan juga berlaku untuk biaya tiket karena jumlah penumpang hanya 70-80 persen dalam suatu kendaraan, potensi kenaikan visa, dan banyaknya regulasi baru yang berpotensi menaikkan harga paket umrah.
"Ada beberapa travel yang membuat harga di awal November dengan kenaikan nominal sekitar Rp 5 juta sampai Rp 7 juta dari harga normal," ujar Zaki.
Selain itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama sudah menjelaskan bahwa akan ada penyesuaian harga umrah yang diakibatkan pandemi Covid-19 yang belum kunjung rampung.
Baca juga: Shalat Berjamaah Kembali Digelar di Masjidil Haram Setelah 7 Bulan
Terkait biaya umrah, Zaki mengatakan bahwa biaya umrah termurah normalnya sekitar Rp 20 juta.
Namun, akibat pandemi dan perubahan banyak komponen harga, harga umrah berpotensi naik sekitar Rp 5 juta sampai Rp 7 juta.
Tidak hanya memperhatikan biaya ibadah umrah, calon jemaah juga sebaiknya memperhatikan apa saja protokol kesehatan yang harus dipatuhi selama umrah.
Jemaah dapat diberangkatkan pada masa pandemi Covid-19 setelah memenuhi kriteria persyaratan sebagai berikut:
Baca juga: Lebih dari 36.000 Jemaah Telah Selesai Jalani Umrah Tahap Pertama
Sementara itu, regulasi dari Arab Saudi yang sudah keluar berkenaan keamanan umrah masa pandemi, antara lain:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.