Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Wanita Berusia 50-60 Tahun Berisiko Tertinggi Alami Covid-19 Lebih Lama

Kompas.com - 22/10/2020, 09:32 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli memperingatkan bahwa wanita berusia 50-60 tahun berada pada risiko tertinggi mengalami infeksi Covid-19 yang lama.

Usia lanjut dan mengalami lima gejala atau lebih pada pekan pertama terinfeksi virus corona, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan yang bertahan lama.

Studi yang dipimpin Dr Claire Steves dan Prof Tim Spector di King's College London menganalisis data dari 4.182 pengguna aplikasi COVID Symptom Study yang secara konsisten mencatat kesehatan mereka yang dinyatakan positif terpapar virus.

Secara umum, wanita dua kali lebih mungkin menderita gejala Covid-19 yang berlangsung lebih dari sebulan dibandingkan pria.

Baca juga: Diklaim Aman, Vaksin Corona CNBG China Ditawarkan Gratis bagi Pelajar

Bertambahnya usia juga dikaitkan dengan peningkatan risiko Covid-19, dengan sekitar 22 persen orang berusia di atas 70 tahun menderita penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 selama empat minggu atau lebih, daripada dengan 10 persen orang berusia 18-49 tahun.

Sementara itu, wanita berusia 50-60 tahun, delapan kali lebih mungkin mengalami gejala virus corona yang bertahan lama dibandingkan dengan yang berusia 18-30 tahun.

Namun, perbedaan terbesar antara pria dan wanita terlihat di antara mereka yang berusia 40-50 tahun, di mana wanita berisiko terkena virus corona yang lama dari pria.

"Ini merupakan pola yang mirip dengan apa yang dilihat pada penyakit autoimun," ujar Spector seperti dikutip dari The Guardian, 21 Oktober 2020.

Baca juga: Studi WHO: Remdesivir Tak Miliki Efek Substansial pada Peluang Hidup Pasien Covid-19

Lebih lanjut, beberapa penyakit seperti reumatoid arthritis, tiroid, dan lupus, ditemukan dua hingga tiga kali lebih sering terjadi pada wanita sampai sebelum mengalami menopause.

Adanya perbedaan gender dalam cara sistem kekebalan merespons virus diduga dapat menjelaskan hal ini.

Penelitian yang diterbitkan sebagai pracetak dan belum ditinjau sejawat tersebut, juga menemukan bahwa mengalami lima gejala atau lebih selama minggu pertama terinfeksi virus, mengembangkan Covid-19 yang dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan yang bertahan lama, dengan perbedaan respons imun mungkin menentukan hal ini.

"Pasti ada sekelompok penderita Covid-19 yang sudah lama memiliki penyakit mirip kekebalan multi-sistem, di mana mereka mendapatkan masalah pencernaan, ruam kulit, masalah saraf dan selaput otak, jadi secara keseluruhan tubuh terlibat bukan hanya satu bagian, ujar Spector.

Baca juga: Studi: Virus Corona Bisa Bertahan hingga 28 Hari di Uang Kertas hingga Layar Ponsel

Kemungkinan sistem kekebalan bekerja secara berbeda pada orang-orang tersebut.

Hal ini dianggap dapat bermanifestasi sebagai gejala dalam berbagai sistem tubuh yang dialami sejak minggu pertama.

Faktor lain penelitian yang terkait risiko tinggi mengembangkan gejala virus corona yang bertahan lama termasuk kelebihan berat badan atau obesitas hingga asma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com