Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Cek Suhu Tubuh di Tangan, Efektifkah?

Kompas.com - 21/10/2020, 17:03 WIB
Retia Kartika Dewi,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Sebuah twit membicarakan pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun yang diarahkan ke tangan beredar di media sosial pada Selasa (20/10/2020).

Salah satunya, akun @indrayust menuliskan dirinya kaget dengan pengalaman dicek suhu di bagian tangannya.

"Selama ini aku pikir cek suhu tubuh lewat punggung tangan itu mitos. Ternyataaa itu nyata adanya. Mau masuk ke kawasan Banaran: permisi bapak, saya cek suhu dulu ya. Di tangan aja, pak. OH YHA BAIKLAAAAH!," tulis akun Twitter Bernardus Indra Y, @indrayust.

Baca juga: Suhu Tubuh Manusia Bisa Menunjukkan Adanya Infeksi hingga Kematian

Pernyataan serupa juga dituliskan oleh akun Twitter @ermaopis. Ia mengaku melihat satpam yang melakukan pengecekan suhu seseorang dengan mengarahkan alat cek suhu di tangan orang tersebut.

"Aku kira banyak orang yg udah pada tahu soal cek suhu di tangan itu sebenernya keliru, eh tahunya masih ada yg cek suhu di tangan & bukan di dahi. *Tadi pagi lewat depan salah satu kantor & nggak sengaja lihat pas satpamnya lg cek suhu orang yg mau masuk di tangan," tulis akun Twitter @ermaopis dalam twitnya, (13/10/2020).

Pengecekan suhu tubuh dilakukan untuk memeriksa apakah orang bersangkutan memiliki salah satu gejala virus corona, yakni demam dengan suhu lebih dari 37,3 derajat celsius.

Umumnya, pemeriksaan suhu dilakukan dengan mengarahkan alat pengecek suhu atau thermo gun ke dahi.

Baca juga: Inilah Smartphone Pertama yang Dibekali Termometer untuk Cek Suhu Tubuh

Efektifkah pengecekan suhu tubuh di tangan?

Epidemiolog sekaligus juru bicara Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan bahwa tindakan pengecekan suhu di tangan kurang efektif.

"Kurang efektif, lebih efektif di dahi, karena lebih dekat dengan pusat pengatur suhu tubuh. Atau di pelipis juga baik," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/10/2020).

Hal serupa juga disampaikan Anggota Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Budi Santoso.

Diberitakan Kompas.com, 7 Agustus 2020, Budi menjelaskan pengukuran suhu tubuh di tangan atau kaki tidak tepat, karena jauh dari suhu tubuh inti.

"Hasil pemeriksaan suhu tubuhnya jadi tidak akurat lagi. Kalau misal di tangan kan kita juga mengayunkan tangan, dari embusan angin itu juga suhunya bisa berubah," ujar Budi.

Menurutnya, pengukuran suhu tubuh yang baik dilakukan di dahi, lubang telinga, rongga mulut, ketiak, atau dubur. Sebab, bagian-bagian tubuh itu yang paling mendekati pusat suhu tubuh.

Kendati demikian, dalam konteks di ruang publik, yang paling memungkinkan untuk mengukur suhu tubuh adalah di dahi.

Baca juga: Libur Panjang Akhir Oktober, Ini Saran Epidemiolog untuk Cegah Lonjakan Corona

Jenis termometer 

Terkait alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh, umumnya gedung perkantoran atau fasilitas publik lain menggunakan thermo gun atau termometer tembak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com