Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: 500.000 Bayi Meninggal dalam Setahun karena Polusi Udara

Kompas.com - 21/10/2020, 14:12 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Kemudian, ada setidaknya 6,7 juta kematian secara global pada tahun 2019 yang berkaitan dengan paparan jangka panjang dari polusi udara, faktor yang meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, diabetes, kanker paru-paru, dan penyakit-penyakit paru-paru kronis lainnya.

Dari 87 faktor risiko kesehatan berdasarkan jumlah kasus kematian di tahun 2019 menunjukkan bahwa polusi udara menjadi risiko keempat tertinggi penyebab kematian, yaitu setelah tekanan darah tinggi, rokok, dan risiko makanan.

Di India sendiri, polusi udara menjadi faktor risiko tertinggi yang menyebabkan kematian.

Baca juga: Apakah Masker Juga Lindungi Kita dari Polusi Udara?

Perlu penelitian lebih lanjut

Sebelumnya, para ahli medis telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang dampak udara kotor pada orang-orang dengan usia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat pendidikan.

Namun demikian, penelitian soal hubungan kematian bayi di dalam kandungan dengan polusi udara belum terlalu banyak.

"Kami belum sepenuhnya paham mekanisme apa pada tahap ini, tetapi sesuatu memang terjadi dan menyebabkan berkurangnya pertumbuhan bayi dan berat badannya. Ada hubungan epidemiologis yang terlihat pada penelitian-penelitian di berbagai negara," kata Ilmuwan Utama di Health Effects Institute.

Beberapa penelitian juga menduga bahwa orang-orang yang terpapar polusi udara dapat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kematian akibat Covid-19. Namun, temuan tersebut masih bersifat awal.

Greenbaum sendiri mengatakan perlunya dilakukan lebih banyak penelitian untuk memahami perbedaan apa yang terjadi secara pasti akibat polusi udara.

Baca juga: Singapura Hentikan Pendaftaran Pasien Uji Coba Obat Antibodi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com