Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Demonstran di Thailand Berkoordinasi dengan Bahasa Isyarat Baru

Kompas.com - 21/10/2020, 12:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Massa unjuk rasa anti-pemerintahan di Thailand mengembangkan bahasa isyayrat baru yang hanya diketahui oleh mereka untuk berkoordinasi terkait aksi.

Sebelumnya, diberitakan Kompas.com , pemerintah dan kepolisian Thailand menaruh perhatian tinggi terhadap media sosial yang dianggap menjadi wadah peserta demonstransi mengakomodir massa.

Mereka pun tak segan memblokir media massa dan media sosial yang dinilai memuat konten yang mengancam stabilitas negara.

Salah satunya, laman Facebook pergerakan bernama FreeYOUTH yang membuat massa akhirnya beralih ke media percakapan Telegram.

Baca juga: Pemerintah Thailand Awasi Media, Koordinasi Aksi Pindah ke Telegram

Tidak hanya itu, kepolisian kini memiliki kewenangan untuk memenjarakan demonstran yang mengambil foto selfie saat aksi dan menggungggahnya di media sosial.

Hal tersebut dinilai sebagai upaya menghasut orang lain turun ke jalan untuk melakukan hal yang sama.

Atas ketatnya pengawasan pemerintah, para demonstran pun sepakat untuk membentuk bahasa baru, yakni menggunakan isyarat yang hanya bisa dimengerti kalangan mereka.

Dilansir Chiangrai Times, Rabu (21/10/2020), beberapa bahasa itu misalnya adalah menunjukkan tangan di atas kepala berarti membutuhkan payung, meletakkan tangan di atas kepala berarti membutuhkan helm, dan tangan menyilang di dada berarti ada cukup suplai di sekitarnya.

Baca juga: Demonstrasi di Thailand, Polisi Diberi Kewenangan Menyensor Media

Adanya bahasa isyarat ini dinilai memudahkan massa demonstransi Thailand untuk berkoordinasi berbagai hal tanpa khawatir diketahui oleh pihak lain.

"Awalnya kami harus berpikir apa maksud dari isyarat yang disampaikan seseorang, tapi lama-kelamaan semua mudah ditebak," kata seorang demonstran, Riam.

Peserta yang lain, Tangmae, menyebut bahasa isyarat ini diperlukan agar mereka bisa tetap berkomunikasi demi terciptanya demonstrasi yang tertib.

Mengutip Bangkok Post, Selasa (20/10/2020), bahasa-bahasa isyarat ini disebarluaskan secara berantai di antara ribuan massa yang tersebar di sepenjuru negeri.

Baca juga: Unggah Foto Selfie saat Demo di Thailand Bisa Diancam Penjara 2 Tahun

Sikap ini dipilih para demonstran untuk melawan represifitas aparat dan pemerintah dalam menangani unjuk rasa.

Dilaporkan, aparat kepolisian telah menembakkan meriam air pada massa yang tengah melakukan aksi damai.

Sejumlah mahasiswa dan aktivis pun ditangkap dan diamankan.

Beberapa isyarat dalam bahasa baru ini sama dengan bahasa isyarat yang digunakan para demonstran di Hong Kong beberapa waktu lalu.

Namun, banyak juga isyarat yang mereka kembangkan sendiri dalam beberapa hari terakhir.

Kini penggunaan bahasa isyarat di tengah demo yang menuntut mundurnya Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha beserta kabinet pemerintahan ini lazim digunakan.

Baca juga: Terus Beritakan Aksi Anti-Pemerintah, Pemerintah Thailand Tutup Kantor Berita Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Tren
Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Tren
10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

Tren
The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

Tren
Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Tren
7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

Tren
9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Tren
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Tren
Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Tren
RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

Tren
Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com