Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matematika Trending di Twitter, Bagaimana Sejarahnya?

Kompas.com - 21/10/2020, 13:54 WIB
Retia Kartika Dewi,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Selanjutnya, aturan ini banyak digunakan dalam penghitungan geometris Yunani dan beberapa kesamaan termonologi teknis.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Blaise Pascal, Pakar Matematika Penemu Halte

Matematika di Mesir kuno

Pengenalan tulisan di Mesir ditemukan pada periode prinastik atau sekitar 3.000 SM. Tindakan ini membawa pembentukan kelas khusus profesional melek huruf.

Tulisan matematika Mesir yang diketahui diwakili oleh papirus/lembaran Rhind (diedit untuk pertama kali pada 1877).

Ini memberi jalan pada pandangan yang sangat berbeda, karena sejarawan berhasil mengartikan dan menafsirkan materi teknis dari Mesopotamia kuno.

Diketahui, lembaran tersebut berisi instruksi manual bagi pelajar aritmetika dan geometeri.

Tidak hanya mengandung rumus-rumus dan cara-cara perkalian, pembagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya seperti bilangan komposit dan prima, rata-rata aritmetika, dan geometri.

Baca juga: Ingin Anak Gemar Matematika? Kenalkan Konsep, Tak Sekadar Rumus

Matematika Yunani

Orang Yunani membagi bidang matematika menjadi aritmetika dan geometri, serta menganggap keduanya berasal dari tindakan yang praktis antara tahun 600 SM sampai 300 SM.

Sekitar abad 300 SM, Euclid dari Alexandria menyusun "elemen" yang berkontribusi penting untuk geometri teoritis.

Kemudian, geometri ini diperluas oleh Phytagoras dari Samos pada akhir abad ke-6, Hippocrates dari Chios pada akhir abad ke-5, dan Eudoxud dari Cnidus pada abad ke-4.

Pythagoras mulanya berpendapat bahwa "semua hal adalah angka."

Menurutnya, hal ini diartikan setiap ukuran geometris dapat dikaitkan dengan beberapa bilangan bulat atau pecahan, dan bilangan rasional.

Namun, pada suatu kasus, ia menemukan secara geometris tidak ada panjang yang dapat digunakan sebagai satuan ukuran untuk sisi dan diagonal, dan menerapkan "akar e" sebagai nilai dari diagonal sisi dan disebut bilangan irasional.

Baca juga: Banyak Siswa yang Tidak Suka Matematika dan Olahraga

Matematika dalam peradaban Islam

Di zaman Helenistik dan di akhir zaman kuno, pembelajaran ilmiah di bagian timur tersebar di berbagai pusat, termasuk India, dan meluas ke Arab.

Dalam konteks intelektual ini, ekspansi Islam yang cepat terjadi antara saat Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekah pada tahun 630 dari Madinah dan penaklukan Muslim atas tanah yang membentang dari Spanyol hingga perbatasan Cina pada tahun 715.

Ahli matematika dan penyair Omar Khayyam juag turut menyumbangkan ilmunya pada perkembangan matematika abad ke-10.

Ia tidak hanya menemukan metode untuk mengekstraksi akar dari sembarang tingkat tinggi, melainkan penyelesaian persamaan kubik berbentuk aljabar.

Selanjutnya, matematika pada abad ke-12 di dalam peradaban Islam berkembang hingga tabib Al-Samaw'al menyelesaikan pekerjaan al-Karaji dalam aljabar dan memberikan perlakuan sistematis terhadap pecahan desimal sebagai alat untuk mendekati besaran irasional.

Sharaf al-Din al-Tusi, di akhir abad ke-12, memberikan metode pendekatan akar positif dari persamaan sembarang.

Baca juga: 4 Tips Kembangkan Keterampilan Awal Matematika pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com