Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Eropa Tak Siap Menghadapi Gelombang Kedua Pandemi Corona...

Kompas.com - 11/10/2020, 07:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di sebagian wilayah Eropa dan disebut sebagai gelombang kedua pandemi corona.

Kasus-kasus baru ini muncul bahkan sebelum dimulainya musim flu.

Spanyol mengumumkan status darurat untuk Madrid minggu ini. Kemudian, Jerman meminta para tentara untuk membantu penelusuran kontak di titik-titik penyebaran baru wabah.

Sementara itu, Italia mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan. Sistem kesehatan pun menghadapi permasalahan kritis dengan penuhnya rumah sakit-rumah sakit.

Para epidemiolog dan masyarakat menyalahkan pemerintah karena gagal mengontrol kemunculan kasus-kasus baru ini. 

Baca juga: WHO Sebut Penanganan Covid-19 di Eropa Menuju ke Arah yang Salah, Kenapa?

Pembatasan sosial

Ketegangan pun muncul di berbagai kota dengan diberlakukannya kembali berbagai jenis pembatasan.

Terjadi protes dari pekerja minggu ini setelah ditutup kembalinya restoran, bioskop, dan sejumlah tempat umum lainnya.

"Kami telah tutup selama enam bulan. Restoran tidak buka dan jumlah kasus masih terus meningkat. Saya bukan ahlinya, tetapi dari sudut pandang saya, bukan kami yang bertanggungjawab atas pandemi ini," kata salah seorang pemilik restoran di Rumania, Marius Ciprian sebagaimana dikutip AP News, Sabtu (10/10/2020).

Mengkhawatirkan

Para ahli mengatakan bahwa tingkat infeksi yang tinggi di Eropa merupakan hasil dari pengetesan yang lebih luas, yaitu termasuk pada para pasien tanpa gejala.

Namun, tren yang ditunjukkan oleh kasus-kasus baru dianggap mengkhawatirkan.

"Kami melihat 98.000 kasus yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Ini adalah rekor baru untuk wilayah. Ini sangat mengkhawatirkan," kata Direktor Eksekutif WHO Eropa, Robb Butler.

Meskipun sebagian dari peningkatan kasus tersebut adalah karena adanya peningkatan tes, Robb menilai bahwa kondisi tersebut tetap mengkhawatirkan, yaitu apabila wabah memang kembali terjadi dan meluas.

Selain itu, Robb juga mengungkapkan perhatiannya karena banyaknya negara yang masih memiliki kekurangan dalam kapasitas pengujian, penelusuran, dan perawatan untuk menghadapi gelombang kedua pandemi saat gelombang pertama belum benar-benar selesai.

"Mereka harus menggunakan waktu untuk memperkuat sistem dukungan 'temukan, tes, telusuri, isolasi'," kata Profesor Kesehatan Publik di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Dr Martin McKee.

Baca juga: Melihat Gelombang Kedua Pandemi Corona di Eropa Saat Ini

Tidak belajar dari gelombang pertama

Dengan lonjakan kasus yang terjadi, potensi kekurangan ruang dan bed di rumah sakit pun menjadi perhatian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com