Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Prediksi Kasus Covid-19 Melonjak dalam 2 Minggu ke Depan, Bisa Capai 10.000 Per Hari

Kompas.com - 09/10/2020, 10:30 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Mengingat, virus corona dapat menyebar melalui droplet atau tetesan dari mulut atau hidung.

"Gas air mata dapat terkumpul pada masker, sehingga tidak tahan untuk dipakai," tuturnya.

Perhatian pembuat kebijakan

Dicky menyampaikan, kejadian ini harus dijadikan pelajaran bagi pembuat kebijakan regulasi. Yakni sangat harus mempertimbangkan dan melakukan manajemen risiko dengan matang.

Manajemen risiko termasuk saat mengeluarkan produk kebijakan yang berpotensi menimbulkan reaksi massa yang berisiko memperburuk pandemi virus corona.

"Karena situasi pandemi yang seperti ini jangan sampai keluar kebijakan yang menimbulkan pro kontra yang masif di masyarakat, yang akhirnya timbulan aksi-aksi demo seperti ini," tutur dia.

Ia menilai, penyebaran virus di situasi saat ini menjadi sangat sulit untuk bisa dikendalikan.

Baca juga: Beda Aturan PHK di UU Ketenagakerjaan dan Omnibus Law Cipta Kerja

Kendati begitu, Dicky menegaskan aksi demo tidak dapat menjadi satu-satunya yang disalahkan.

"Dampak ini akan bersinergi dengan yang lain ya, tidak bisa hanya ditumpukkan atau disalahkan pada aksi demo saja," ujarnya.

"Karena ini akan berkontribusi dengan kontributor lainnya seperti rangkaian pilkada, pelonggaran-pelonggaran yang terjadi, ketidakpatuhan (terhadap protokol kesehatan), kelemahan testing dan tracing. Jadi enggak bisa hanya menyalahkan aksi demo saja," lanjut dia.

Dicky menegaskan, mobilitas massa yang besar sangat dapat diprediksi mempercepat penyebaran virus. Dari sisi pemerintah, harus mengantisipasinya dengan menambah testing secara progresif.

"Bila tidak, akan sangat bahaya," ujar Dicky.

Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Disorot Media Asing, Begini Kata Mereka...

10.000 kasus harian

Lebih lanjut, sangat diperlukan antisipasi dari sektor fasilitas kesehatan, mengingat potensi terjadinya lonjakan kasus dalam beberapa minggu mendatang.

"Betul. Sangat penting (fasilitas kesehatan berantisipasi). Dan terutama aspek testing dan tracingnya," ujar Dicky.

Dicky mengungkapkan, potensi percepatan penyebaran saat ini dapat mencapai 2-3 kali lipat atau kasus harian dapat mencapai 10.000 kasus.

"Karena adanya sinergi faktor pemburuk seperti rangkaian Pilkada, pelonggaran, dan demo. Artinya kasus harian 10.000 sudah tidak akan aneh," lanjutnya.

Ia menambahkan, saat ini pun seharusnya kasus harian telah mencapai 10.000 kasus, namun tidak terlihat lantaran testing dan tracing yang rendah.

"Sekarang pun harusnya sudah 10.000, tapi karena testing dan tracing rendah jadi enggak keliatan. 2-3 minggu lagi melonjak," ujar Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com