KOMPAS.com - Pemerintah Singapura menawarkan bantuan uang tunai bagi orang tua yang bersedia memiliki anak selama pandemi virus corona.
Dilansir dari CNN International, Rabu (7/10/2020) Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat mengatakan, insentif itu akan membantu meyakinkan orang-orang yang menghadapi tekanan keuangan dan khawatir tentang pekerjaan mereka.
"Kami telah menerima laporan bahwa Covid-19 telah menyebabkan beberapa calon orang tua menunda rencana mereka untuk memiliki anak," kata Heng Swee Keat kepada anggota parlemen pada Senin, (5/10/2020).
“Ini sangat bisa dimaklumi, apalagi mereka menghadapi ketidakpastian pendapatan,” katanya melanjutkan.
Heng mengatakan, bantuan itu akan membantu orang tua untuk meringankan beban pengeluaran mereka. Dia menambahkan, nominal bantuan akan segera diumumkan.
Baca juga: Ada Pandemi, Industri MICE di Singapura Terperosok
Angka kelahiran terendah
Singapura saat ini menjadi salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. Badan pusat statistik negara itu mencatat, angka kelahiran berada di kisaran 1,14 kelahiran per perempuan.
Menurut Bank Dunia, selain Singapura, angka kelahiran rendah juga dicatatkan oleh Hong Kong. Sementara itu, angka kelahiran yang lebih rendah lagi, dicatatkan oleh Korea Selatan, dan negara bagian Puerto Rico, Amerika Serikat.
Kebutuhan repopulasi
Agar suatu negara dapat memenuhi populasinya secara alami, setiap perempuan di suatu negara harus memiliki rata-rata 2,1 bayi.
Meski demikian, sebagian besar negara maju sekarang berada di bawah standar itu. Singapura sendiri telah berjuang untuk meningkatkan tren kelahiran sejak tahun 1980-an.
Mereka menggencarkan kampanye publik yang mendorong warganya untuk memiliki anak, yang disertai juga dengan pemberian sejumlah insentif keuangan dan pajak.
Namun, langkah-langkah itu belum berhasil membuat Singapura keluar dari permasalahan rendahnya angka kelahiran.
"Seperti banyak negara maju, tantangan utama populasi Singapura adalah kesuburan yang rendah dan populasi yang menua," tulis pemerintah dalam laporan 2011.
"Tujuan kami adalah untuk mencapai populasi berkelanjutan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kohesi sosial, sehingga Singapura tetap bersemangat dan layak huni," tulis laporan itu.
Baca juga: Singapura Tawarkan Bonus untuk Tingkatkan Jumlah Kelahiran Anak di Tengah Pandemi Covid-19