“Kami tidak memahami sejak awal apa faktor risiko utama obesitas. Baru belakangan ini kami menyadari dampak yang mengerikan dari obesitas, terutama pada kelompok usia yang lebih muda,” kata Anne Dixon, seorang dokter dan ilmuwan yang mempelajari obesitas dan penyakit paru-paru di Universitas Vermont.
Baca juga: Studi: Obesitas Dapat Memperparah Covid-19
Penyebab melonjaknya Covid-19 di AS
Obesitas ditengarai menjadi penyebab dahsyatnya efek pandemi Covid-19 di Amerika Serikat. Negara itu mencatat, sedikitnya ada 40 persen orang dewasa yang mengidap obesitas.
Pengidap obesitas lebih mungkin, daripada orang dengan berat badan normal, untuk memiliki penyakit lain yang merupakan faktor risiko independen untuk Covid-19 parah, termasuk penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan diabetes.
Mereka juga rentan terhadap sindrom metabolik, di mana kadar gula darah, kadar lemak, atau keduanya tidak sehat dan tekanan darah mungkin tinggi.
Sebuah studi baru-baru ini dari Universitas Tulane terhadap 287 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, menemukan bahwa sindrom metabolik itu sendiri secara substansial meningkatkan risiko masuk ICU, ventilasi, dan kematian.
Tanda-tanda obesitas
Mengutip laman resmi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TPM) ada sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mengidap atau berisiko obesitas, yaitu:
Baca juga: Alasan Orang dengan Obesitas Lebih Berisiko Tinggi jika Terinfeksi Virus Corona
Sementara itu, penyebab seseorang mengidap obesitas, selain pola makan, salah satunya adalah akibat pola aktivitas, yaitu:
Faktor lain yang berpengaruh terhadap obesitas antara lain: genetik, ketidakseimbangan hormonal, terapi obat tertentu seperti kortikosteroid, kontrasepsi oral, gangguan psikologis (stres), dan kondisi medis lainnya.
Baca juga: Mengenal Malaise, Salah Satu Gejala Ringan Pasien Terinfeksi Covid-19