Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru Teliti Potensi Virus Corona Merusak Otak

Kompas.com - 10/09/2020, 19:14 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Rabu (9/9/2020) menjelaskan bahwa beberapa pasien Covid-19 mengalami sakit kepala, kebingungan, dan delirium.

Kondisi ini dikaitkan dengan virus corona yang diduga langsung menyerang otak.

Melansir Channel News Asia, 10 September 2020, meskipun masih pada tahap awal, penelitian menawarkan sejumlah bukti baru yang sebelumnya belum teruji.

Menurut makalah penelitian yang dipimpin ahli imunologi Yale, Akiko Iwasaki, virus corona dapat bereplikasi dalam otak dan membuat sel-sel otak di sekitarnya kekurangan oksigen, tapi prevalensinya belum jelas.

Ketua Departemen Neurologi di University of California, San Fransisco, S Andrew Josephon, memuji teknik yang digunakan dalam penelitian ini yang menemukan keberadaan virus secara langsung pada otak.

Akan tetapi, Josephon mengingatkan untuk berhati-hati sampai makalah ini menjalani peer-review.

Baca juga: Uji Awal Vaksin Covid-19 Rusia Tunjukkan Respons Kekebalan Tubuh

Tak mengherankan jika virus SARS-CoV-2 mampu menembus sawar darah otak, struktur yang mengelilingi pembuluh darah otak dan memblokir zat asing.

Virus Zika juga melakukan hal seperti ini, di mana membuat kerusakan secara signifikan pada otak janin.

Namun, para dokter percaya bahwa dampak neurologis yang terlihat pada sekitar setengah dari seluruh pasien Covid-19, kemungkinan merupakan hasil respons kekebalan abnormal atau badai sitokin yang membuat radang otak, dibandingkan virus yang menyerang otak secara langsung.

Pravelensi belum diketahui

Iwasaki dan timnya melakukan beberapa penelitian, seperti menginfeksi otak kecil yang dikembangkan di laboratorium atau dikenal sebagai organoid otak, menginfeksi tikus, dan memeriksa jaringan otak pasien Covid-19 yang sudah meninggal.

Penelitian di organoid otak menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 mampu menginfeksi neuron dan membajak mesin sel neuron untuk membuat salinan dirinya sendiri.

Pada gilirannya, sel yang terinfeksi mendorong kematian sel di sekitarnya dengan menekan pasokan oksigen.

Salah satu argumen utama yang menentang teori invasi otak secara langsung adalah otak kekurangan protein tingkat tinggi (ACE2) yang melekat pada virus corona dan ditemukan berlimpah di organ paru-paru.

Namun, ditemukan di organoid mempunyai cukup ACE2 untuk memfasilitasi masuknya virus dan terdapat protein di jaringan otak pasien yang meninggal dunia.

Baca juga: Klaster Keluarga Disebut Berkontribusi Tinggi Atas Penyebaran Corona

Penyadapan tulang belakang pada pasien Covid-19 yang menderita delirium juga dilakukan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com