Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: 75 Persen Kematian akibat Corona Dialami Pasien dengan Demensia

Kompas.com - 01/09/2020, 17:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan rutin terbaru dari London School of Economics and University College London menunjukkan seperempat kasus kematian akibat virus corona di Inggris dan Wales dialami pasien dengan demensia.

Sementara, persentase kematian Covid-19 dengan kondisi demensia adalah sebesar 31 persen dan di Italia 19 persen.

Dilansir The Guardian, Selasa (1/9/2020), penelitian tersebut mengungkapkan hingga 75 persen kematian yang terjadi secara global di fasilitas perawatan adalah pasien yang memiliki demensia

Data-data dalam penelitian tersebut diperbarui secara berkala di sembilan negara, yaitu Inggris, Spanyol, Irlandia, Italia, Australia, Amerika Serikat (AS), India, Kenya, dan Brazil.

Studi tersebut mengungkapkan usia merupakan faktor risiko terbesar demensia dan orang-orang lanjut usia untuk menjadi kelompok berisiko terpapar virus corona.

Data menunjukkan, 86 persen dari seluruh kematian Covid-19 terjadi pada orang-orang berusia 65 ke atas.

Organisasi Penyakit Internasional Alzheimer (ADI) menyatakan masyarakat global harus membentuk sebuah rencana aksi untuk melindungi orang-orang dengan demensia.

Baca juga: Strain Virus Corona yang Lebih Menular Terdeteksi di Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Selain itu, data-data terkait tingkat kematian Covid-19 yang tinggi sangat diperlukan secara lengkap dan terbaru.

"Kami butuh transparansi. Pemerintah harus memasukkan demensia ke dalam rencana respons Covid-19 untuk melindungi jutaan orang yang terkena dampak demensia secara global," kata Kepala Eksekutif ADI, Paola Barbarino.

Menurut dia, data-data yang muncul, termasuk temuan dari laporan LSE dan UCL ini menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Untuk itu, pemerintah perlu untuk segera bertindak.

"Orang-orang dengan demensia terdampak secara tidak proporsional dengan adanya pandemi ini dan terancam dilupakan," ujarnya.

Barbarino mengatakan, adanya hal yang mengkhawatirkan saat melakukan tindakan pada pasien Covid-19 berdasarkan usia atau kondisi, tanpa akses terhadap pedoman pengambilan keputusan yang transparan.

Kondisi ini membuat lansia dan orang-orang dengan demensia berisiko ditolak untuk berobat.

"Pemerintah harus melindungi hak-hak orang dengan demensia, hak mereka untuk mengakses perawatan kesehatan, dukungan, terutama saat ini," lanjut Barbarino.

Menurut dia, keputusan penindakan harus didasarkan pada hak, tidak hanya usia atau pun kondisi.

"Kami memahami bahwa Covid-19 telah memberikan tekanan yang besar pada sistem kesehatan secara global, tetapi kami tidak bisa juga membiarkan dan menelantarkan orang-orang dengan demensia," tutur Barbarino.

Barbarino menilai, ada hubungan yang jelas antara pemerintah yang bertindak cepat untuk membatasi penyebaran Covid-19 dengan tingkat kematian yang lebih rendah akibat virus ini.

"Kami butuh pemerintah untuk bertindak segera dan melindungi komunitas kami yang rentan," kata Barbarino.

"Pemerintah tidak boleh melepaskan diri dari komitmen yang telah ada dalam rencana demensia nasional atau yang sejalan dengan rencana aksi global WHO untuk demensia, yang diratifikasi oleh 194 negara WHO," sambungnya. 

Baca juga: Sering Berpikir Negatif Tingkatkan Risiko Demensia, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com