Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Keluarga Disebut Berkontribusi Tinggi Atas Penyebaran Corona

Kompas.com - 09/09/2020, 06:30 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penambahan kasus virus corona setiap hari masih dilaporkan di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data Worldometers, Selasa (8/9/2020), jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 27,5 juta.

Sementara itu, berdasarkan data covid19.go.id, kasus virus corona hingga hari ini telah mencapai 200.035.

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengungkapkan salah satu klaster yang dapat dengan cepat menyebarkan Covid-19 adalah klaster keluarga.

Menurutnya, hal tersebut tampak sejak awal pandemi global ini terjadi.

"Kontribusi klaster keluarga dari berbagai negara sangat tinggi. Rata-rata lebih dari 50 persen," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/9/2020) malam.

Ia mencontohkan, di China dan Amerika Serikat, klaster keluarga menyumbang 50 hingga 80 persen atas penyebaran infeksi virus corona.

"Jadi (klaster keluarga berkontribusi) sangat tinggi," tutur dia.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Bahaya Klaster Keluarga, Covid-19 Juga Bisa Menular di Rumah

Dicky memprediksi hal ini juga terjadi di Tanah Air. Tapi, kelemahannya terletak pada belum dilakukannya testing secara masif dan agresif.

Sehingga, memperbanyak pengetesan dan pelacakan kasus harus dilakukan di Indonesia.

Alasan

Dicky mengungkapkan, kasus infeksi virus corona di lingkup keluarga terjadi dikarenakan adanya kontak sosial yang erat.

Faktor kedekatan cenderung membuat anggota keluarga sangat mengabaikan protokol kesehatan.

"Itu yang menyebabkan menjadi sangat cepat dan mudah menular," jelas dia.

Dicky mengimbau setiap orang untuk menerapkan protokol kesehatan dan mencegah penyebaran virus Covid-19.

Langkah pencegahan termudah dapat dimulai dari diri sendiri. Di antaranya menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan tetap menjaga jarak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com